Laporan Fikar W. Eda I Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON – Sebuah gebrakan unik dilakukan oleh komunitas Gayo Art Space (GAS) yang berbasis di Galeri Kopi Indonesia, Aceh Tengah.
Bersama Badan Pemajuan Kebudayaan Wilayah 1 Provinsi Aceh, GAS tengah mengembangkan proyek seni yang tak biasa: menciptakan alat musik dari batang pohon kopi Gayo yang sudah tidak produktif.
Adalah Murtada Aulia, mahasiswa ISBI Jantho Aceh yang akrab disapa Tada, yang memimpin proses riset dan penciptaan instrumen tersebut.
Dalam proyek ini, ia didampingi oleh Syahru Lut Iman sebagai produser dan konsultan kreatif, serta Ompong Nugroho sebagai manajer program.
“Prosesnya panjang dan penuh eksperimen. Saya mencari batang kopi yang tepat hingga ke daerah Sabun, Aceh Tengah. Banyak yang gagal, tapi akhirnya saya menemukan batang yang sesuai,” ujar Tada.
Tada menjelaskan bahwa batang kopi yang digunakan harus benar-benar kering dan sudah tidak produktif.
Batang itu kemudian dibelah dua, dipahat secara manual untuk membentuk ruang resonansi, lalu disatukan kembali dengan lem khusus dan didiamkan selama satu minggu.
Meski alat musik ini belum memiliki nama resmi, proyek ini telah menarik perhatian karena menggabungkan seni, budaya lokal, dan keberlanjutan.
Selain menjadi simbol eksplorasi artistik, alat musik dari batang kopi ini juga diharapkan bisa menginspirasi generasi muda di Gayo untuk berkarya dari kekayaan alam sekitarnya.
“Proses kreatifnya belum selesai. Kami masih terus berdiskusi dan mendalami potensi suara dari batang kopi. Tujuan akhirnya adalah menggelar Konser Bunyi Kopi pada Desember mendatang, bertepatan dengan perayaan Desember Kopi Gayo,” kata Ompong Nugroho dari Gayo Art Space.
Proyek ini menjadi salah satu contoh bagaimana seni bisa hadir dari bahan yang tak terduga, dan membuka ruang baru bagi kolaborasi lintas bidang antara seniman, komunitas, dan lembaga kebudayaan.(*)
Baca juga: Lirik Lagu Gayo "Beluhmiko" by Kabri Wali
• Pacuan Kuda Tradisional Gayo akan Meriahkan HUT RI ke-80 di Aceh Tengah