Kupi Senye

Air Mata di Balik Senyuman Seorang Guru

Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan luar biasa, panggilan hidup melibatkan pengabdian, komitmen, cinta kepada ilmu pengetahuan

Editor: Rizwan
Dokumen Pribadi/Tazkir
GURU - Guru SMA Negeri 1 Bukit, Bener Meriah, Tazkir menulis opini air mata dibalik senyuman guru. 

* Oleh Tazkir SPd MPd

Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan luar biasa, panggilan hidup melibatkan pengabdian, komitmen, cinta kepada ilmu pengetahuan serta generasi penerus bangsa.

Menjadi guru adalah cita-cita mulia tetapi di balik gemerlapnya senyuman ada suka dan duka yang harus dilalui.

Seperti dua sisi mata uang, profesi ini menghadirkan kebahagiaan tak ternilai sekaligus tantangan menguras tenaga dan perasaan menjadi sosok diteladani, dikenang.

Bahkan mengubah jalan hidup seorang siswa adalah sebuah kehormatan luar biasa ada hari-hari di mana air mata harus ditahan karena kekecewaan.

Tetapi ada juga momen-momen yang membuat hati berbunga-bunga karena keberhasilan seorang siswa. 

Di balik kebahagiaan itu tersembunyi tantangan kerap menjadi ujian kesabaran dan keteguhan hati seperti miris kita melihat menghadapi perilaku siswa zaman digital.

Saat ini di berbagai media sering muncul berita tentang guru yang diperlakukan tidak semestinya oleh siswa atau orang tua, bahkan dilaporkan ke pihak berwajib hanya karena menegur, mendisiplinkan atau menegakkan aturan sekolah.

Padahal teguran dari guru pada dasarnya adalah bentuk kasih sayang dan tanggung jawab moral untuk mendidik.

Jika setiap tindakan disiplin dianggap sebagai pelanggaran, maka wibawa guru akan semakin terkikis, dan proses pendidikan karakter di sekolah akan kehilangan maknanya

Tantangan terberat saat ini seringkali bukan terletak pada materi pelajaran tetapi justru pada menghadapi sikap dan perilaku mereka di kelas.

Guru harus siap berhadapan dengan siswa kurang motivasi tampak acuh dan pasif, seolah-olah api semangat belajarnya telah padam ditelan hanphone.

Tak jarang hati seorang guru juga disayat oleh sikap kurang sopan, etika, moral seperti pembangkangan atau ucapan melukai perasaan. 

Adalagi dari tingkah laku seperti sering terlambat, bolos, merokok, berbicara dan bercerita sewaktu guru di dalam kelas, sulit untuk ditegur

Guru butuh kesabaran ekstra untuk tidak langsung bereaksi dengan emosi.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved