Sejarah Gayo
Catatan Veteran Gayo di Medan Area (2): Pasukan Ilyas Leube Diserang Mendadak di Pangururan Samosir
Seorang veteran Gayo, HM Kasim Amin, ikut di barisan depan pada pertempuran melawan sekutu di Medan Area, menuliskan catatannya dalam tulisan tangan.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
Kendaraan hanya sampai di Kampung Waq dan selebihnya dengan berjalan kaki sampai Desa Gunung Setan dekat Kutacane.
Rute ditempuh sepanjang 170 km, dalam waktu 8 hari, tiba di Kutacane pada tanggal 29 April 1946 jam 16.30 waktu Indonesia Barat.
Setelah beristirahat dua hari di Kutacane pasukan meneruskan perjalanan.
Buat sementara pasukan dikumpulkan di Lau Sinamo.
Baca juga: Guru Besar Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Prof Dien Madjid, Sejarah Gayo Banyak Belum Terungkap
Berikut kisahnya.
Pada suatu malam sewaktu kami baru tiba di Lau Sinamo Karo, kami kedatangan pasukan baru dari Blangkejeren sebanyak 17 orang.
Satu orang bekas rombongan Tengku Ilyas Leube, bernama Abdul Jali, menggabungkan diri ke regu kami.
Abdul Jali bercerita.
Sebuah pasukan terdiri dari orang-orang Tangse lengkap dengan alat senjata dan 100 orang pasukan dari Blangkejeren berangkat dari Kutacane ditambah dua motor pasukan dari Kabanjahe dan Berastagi dan bermalam di Merek Simpang Tiga menuju Sidikalang.
Kiira-kira jam 06.00 pagi mereka tiba di Sidikalang diadakan penyergapan terhadap penghianat-penghianat dan pegawai-pegawai yang rancu.
Sewaktu pasukan kita hendak masuk ke tangsi tiba-tiba datang tembakan bertubi-tubi maka terjadilah pertempuran sengit, kemudian tetak menetak dengan pedang.
Di pihak kita tidak ada korban, di pihak sana ada yang mati dan luka-luka. Akhirnya mereka menyerah dan pasukan kita terus masuk tangsi.
Baca juga: Kenapa Aceh Disebut Soekarno Daerah Modal ? Dibahas Tokoh Aceh dan Nasional dalam Seminar HUT RI
Besoknya diadakan perpisahan dengan penduduk Sidikalang, mereka amat berterima kasih pada orang Aceh yang telah menaklukkan pengacau-pengacau tersebut.
Sebagian pasukan di bawah pimpinan M Daud pulang ke Kabanjahe.
Sebagian lagi sebanyak 100 orang yang terdiri dari 25 orang Tangse, 45 orang Belangkejeren dan selebihnya orang Karo di bawah pimpinan Tengku Ilyas Leube berangkat menuju Pangururan, Samosir Danau Toba.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/HM-Kasim-AMin.jpg)