Pentas Budaya
Guel, Kisah Sengeda, Bener Meriah dan Pengkhianatan Reje Linge XIV
Guel tahun ini masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards 2022 kategori atraksi budaya, bersama dengan Bur Telege kategori Dataran Tinggi
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
Apakah itu Guel?
Tari Guel merupakan akar seluruh tari di Gayo.
Dimainkan pada upacara perkawinan dan kegiatan-kegiatan tertentu.
Guel berarti bunyi atau bebunyian, adalah tarian yang seluruh gerakannya meniru gerak belalai gajah, kibasan sayap burung punyuk, kepak elang, dan geliat lintah.
Masyarakat Gayo mengaitkan Tari Guel dengan tragedi Sengeda dan Bener Meriah, dua bersaudara kandung putra Reje Linge XIII dari ibu dari Kesultanan Johor.
Baca juga: Wisata Aceh Tengah, Bur Telege dan Tari Guel Masuk API Award 2022, Kirim Dukungan Melalui Ini
Ayah mereka, Reje Linge XIII, menjadi penguasa di Pulau Lingga (sekarang Kepulauan Riau, pen) setelah penaklukan Johor oleh Kerajaan Aceh Darussalam.
Reje Linge XIII adalah salah seorang panglima Kerajaan Aceh Darussalam yang kemudian mendapat wilayah kekuasan di Pulau Lingga.
Di pulau itu pula ia meninggal dunia, meninggalkan seorang istri dan dua putra, si sulung Bener Meriah dan si bungsu Sengeda.
Ketika Sengeda dan Bener Meriah pulang menjenguk Tanoh Linge, berbekal identitas cincin warisan Reje Linge XIII, ternyata mendapat penolakan keras dari Reje Linge XIV yang sedang berkuasa di Kerajaan Linge.
Kehadiran Sengeda dan Bener Meriah dicurigai untuk merebut tampuk kekuasaan kerajaan.
Dengan penuh siasat, Bener Meriah dan Sengeda kemudian dibunuh dalam satu tragedi dramatis.
Baca juga: Wisata Aceh Tenggara, Tari Peulebat, Representasi Semangat Juang Suku Alas dalam Tarian
Tapi tidak dengan Sengeda. Ia diselamatkan Cik Serule, Perdana Menteri Kerajaan Linge.
Cik Serule yang ditugaskan untuk membunuh Sengeda tidak menjalankan perintah itu.
Ia justru menyelematkan Sengeda sebab meyakini benar, Sengeda dan Bener Meriah adalah putra dari Reje Linge XIII.
Kepada Reje Linge XIV yang sedang berkuasa, dilaporkan bahwa Sengeda sudah dieksekusi sambil melampirkan baju berlumuran darah milik Sengeda.