Grup Kenari Kecamatan Permata Tampil dalam Kopi Gayo Didong Runcang di Bener Meriah

Grup Kenari Kecamatan Permata Tampil dalam Kopi Gayo Didong Runcang di Bener Meriah

Laporan Fikar W Eda | Bener Meriah

TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Grup didong Kenari dari Kecamatan Permata akan tampil dalam Kopi Gayo Didong Runcang edisi pekan ketiga di Taman Pedestrian, Rembele, Bener Meriah, Minggu (5/3/2023) pukul  16.30-18.30 WIB.

Ini merupakan pekan ketiga penyelenggaraan Kopi Gayo Didong Runcang yang akan menghadirkan 10 grup didong dari 10 kecamatan yang ada di Bener Meriah.

Setiap pekan, masing-masing grup tampil bergiliran.

Baca juga: Kejari Bener Meriah Tahan Dua Tersangka Kasus Korupsi Peningkatan Jalan di Syiah Utama Bener Meriah

Kopi Gayo Didong Runcang adalah event  yang menyediakan  total hadiah Rp 30 juta untuk empat pemenang di Bener Meriah. 

Kegiatan ini diselenggarakan Taradita Group dan Desember Kopi Gayo serta didukung seniman Gayo Azzam Pegayon, Yus Oloh Guwel, Reje Merah Mersa Ismail Wahab, pengamat budaya yang juga seorang birokrat  Irmansyah, SSTP, MSP. 

dr Eddi Junaidi SpOG SH MKes, pendiri grup usaha Taradita yang menjadi pengarah mengatakan, ada tiga hal yang ingin dicapai dari  kegiatan ini.

Baca juga: Harga Emas Murni di Bener Meriah Naik Rp 13.000/Gram

Pertama melestarikan seni didong dan mewariskannya kepada generasi muda.

Kedua mendukung pembangunan pariwisata Tanah Gayo di Aceh Tengah dan Bener Meriah berbasis kopi, seni budaya, dan kelestarian alam.

Ketiga, menciptakan event berkala dan terjadwal setiap  pekan di Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Kurator didong Azzam Pegayon mengatakan, peserta yang tampil dalam kegiatan ini berdasarkan hasil kurasi dari tim kurator yang diterjunkan ke masing-masing kecamatan.

Baca juga: Dinas Pertanian dan Pangan Bener Meriah Vaksin 50 Ekor Hewan Peliharaan Warga

"Ini adalah tahun pertama penyelenggaraan, maka panitia sudah memutuskan bahwa masing-masing kecamatan diwakili satu grup didong dengan usia maksimal 35 tahun," kata Azzam Pegayon.

Pj Bupati Aceh Tengah, Teuku Mirzuan  menilai positif kegiatan tersebut untuk pelestarian seni dan pembangunan pariwisata.

Ia memesankan agar tetap memperhatikan  nilai-nilai syariat Islam dalam penyelenggaraan kegiatan ini.