Berita Aceh

Duka di Hari Lebaran, Pengantin Baru Disambar Petir di Subulussalam Aceh, Seorang Meninggal

Kisah tragis dialami pasangan suami istri asal penduduk Kota Subulussalam Aceh, Sabtu (22/4/2023). Pasangan pengantin baru itu disambar petir.

Editor: Rizwan
Serambinews.com
Korban meninggal dunia dievakuasi warga di Subulussalam, Aceh, Sabtu (22/4/2023) 

TRIBUNGAYO.COM - Kisah tragis dialami pasangan suami istri asal penduduk Kota Subulussalam Aceh, Sabtu (22/4/2023).

Pasalnya, pasangan suami istri yang baru menikah 4 bulan lalu atau masih tergolong pengantin baru ini disambar petir.

Peristiwa sekitar pukul 17.00 WIB sore itu menyebabkan sang suami meninggal dunia.

Kisah dialami pasangan ini tersebut terjadi di hari Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.

Mengutip Serambinews.com, pria bernama Manjang Bin Mahdi, berusia sekitar 25 tahun meninggal dunia warga Desa Batu Napal, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

Ia meninggal karena disambar petir pada Sabtu (22/4/2023) dan jenazah telah dibawa ke kediaman orang tuanya di Desa Gunung Bakti.

Kepala Desa Gunung Bakti atau Guba, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalamm, Mulyadi Bancin dikonfirmasi membenarkan jika korban meninggal akibat sambaran petir merupakan warganya.

"Benar, itu warga dari Desa Gunung Bakti kami tapi beberapa bulan lalu dia menikah dengan warga Batu Napal," kata Mulyadi Bancin

Mulyadi mengatakan kini jenazah almarhum Manjang telah dibawa ke kediaman orang tuanya di Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat.

Rencananya, almarhum akan langsung dikebumikan malam ini di pemakaman umum Desa Gunung Bakti.

Baca juga: Duka Jelang Lebaran, Rumah Tertimpa Pohon yang Disambar Petir di Gayo Lues, Pemkab Dirikan Tenda

Semula memang sempat ada wacana jika almarhum dikebumikan besok pagi, tapi informasi terkini dari keluarga korban tetap dimakamkan malam ini.

Manjang baru menikah sekitar empat bulan lalu dengan mempersunting gadis bernama Riska asal Desa Batu Napal Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

Peristiwa terjadi sekitar pukul 17.00 WIB bertepatan hujan deras mengguyur Kota Subulussalam dan sekitarnya termasuk lokasi kejadian.

Menurut warga, saat kejadian korban tengah berada di dalam kamar bersama sang isteri tiba-tiba petir menyambar seiring hujan deras yang mengguyur daerah itu.

Selain korban, isterinya Riska pun sebenarnya sempat terkena sambaran petir namun tidak terlalu parah sehingga dapat selamat.

Sementara korban Manjang, meski sempat ditanam dalam lumpur untuk maksud membantu namun nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

Sebelumnya kabar duka dari Kota Subulussalam di momen lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 hijriah.

Seorang warga di Desa Batu Napal, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Sabtu (22/4/2023) dilaporkan meninggal dunia akibat disambar petir.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com korban bernama Manjang, warga asal Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat dan menikah dengan warga Batu Napal bernama Riska.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB saat hujan deras disertai petir melanda Kota Subulussalam termasuk desa Batu Napal lokasi kejadian.

Baca juga: Wanita Asal Aceh Utara Meninggal Dunia Disambar Petir Saat Berkebun di Aceh Barat

Saat kejadian, korban tengah berada di kamar bersama sang isteri bernama Riska tiba-tiba petir menyambar sehingga mengenai pasangan itu.

Sang isteri yang turut terkena sambaran petir selamat, namun suaminya kritis hingga dilakukan upaya penyelamatan oleh warga.

Sempat ditanam dalam tanah

Penyelamatan dilakukan dengan cara menanam tubuh korban dalam lumpur dengan tujuan agar segera pulih.

Upaya menanam tubuh korban sambaran petir merupakan cara warga yang dilakukan secara turun temurun.

Namun dalam upaya penanaman korban di Batu Napal ini tidak berhasil.

Korban akhirnya menghembuskan napas terakhir akibat sambaran petir tersebut.

"Sempat ditanam dalam lumpur tapi tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia," ungkap warga kepada Serambinews.com.

Lalu bagaimana tinjauan secara medis soal menanam korban petir dalam kubangan lumpur?

Berikut wawancara Serambinews.com dengan dr H Sarifin Usman Kombih, pembina Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Subulussalam.

Baca juga: Video Seorang Pelajar Hanyut Terseret Sungai Alas di Aceh Tenggara 

Dalam wawancara dengan dr Sarifin mengatakan, Kota Subulussalam merupakan daerah rawan petir bahkan kerap menimbulkan korban.

Dalam hal ini, dr Sarifin mengatakan penanganan sementara korban petir atau pertolongan pertama yang selama ini lazim dilakukan dengan cara melumuri tubuh korban menggunakan tanah basah atau lumpur.

Namun secara medis, menurut Sarifin belum ada bukti ilmiah melumuri tubuh korban petir dengan lumpur.

Untuk itu, Sarifin menyarankan apabila ada korban kena petir segeralah bawa ke Pusat Pelayanan Kesehatan (baik RSUD ataupun Puskesmas). 

Sarifin berharap jangan lagi ada istilah ditanam dulu, dilumpur karena sampai saat ini belum ada bukti bahwa korban kena petir akan menjadi lebih baik setelah ditanam lumpur.

Malah menurut Sarifin sebenarnya sangat membahayakan kalau korban kena petir sampai luka dan ditanam dilumpur maka dapat menyebabkan infeksi dan waktu terbuang sia-sia.

Padahal menurutnya waktu sangat penting digunakan untuk membawa korban ke pelayanan kesehatan untuk ditangani secara benar oleh petugas kesehatan.

Dikatakan, jika kondisi korban kena petir itu tidak sadar, sakit pada area dada, kesulitan bernafas, sakit leher ataupun punggung serta ada tanda-tanda patah tulang dan luka bakar.

Maka mintalah bantuan ambulans (PSC Subulussalam) untuk membawanya ke RSUD atau Puskesmas.

”Jangan sampai gegara ditanam dalam lumpur membuat korban kritis menjadi terlambat ditangani secara medis,” ujar Sarifin

Baca juga: Lima Keutamaan Puasa Syawal yang Perlu Diketahui Tiap Muslim, Apa Saja?

Sementara untuk upaya pencegahan, mantan Direktur RSUD Kota Subulussalam ini menyarakankan kepada warga untuk menghindari ruang terbuka, area-area yang tinggi, berada di dalam kolam.

"Kemudian tidak berlindung di bawah pohon dan menjauhi tiang listrik atau menara yang tinggi. Kalau di dalam rumah, " kata Sarifin.

Dia juga menyarankan segera matikan listrik atau barang elektronik, tutup semua pintu dan jendela dan jangan berdiri/duduk di dekat pintu atau jendela.

“Gunakan sandal/sepatu berbahan karet dan pakailah pakaian yang kering,” kata kepala Puskesmas Penanggalan ini

Terakhir, Sarifin mengingatkan warga menghindari menggunakan atau berinteraksi dengan benda yang terbuat dari logam dan kayu karena sangat berbahaya.

Guna menghindari sambaran petir, warga diimbau agar tidak berada pada lokasi yang berdekatan dengan barang-barang elektronik saat petir terjadi. Pun demikian peralatan listrik yang mengandung arus.

Dilarang pula menyalakan barang elektronik termasuk telepon genggam karena dapat memicu arus.

Bagi yang berada di tanah lapang atau di luar rumah sebaiknya kata dr.Sarifin menghindari dekat dengan pohon atau papan reklame karena dapat memicu sambaran petir.

”Jadi kalau sedang hujan ada potensi petir cukup kuat sebaiknya barang elektronik di matikan dan jauhi, jangan dekat dengan arus listrik dan jangan menggunakan telepon genggam,” tandas dokter pelopor anti merokok ini.(*)

Baca juga: Berusaha Saling Tolong, Satu Keluarga Tewas Tenggelam di Permandian Kebun Sawit, Begini Kronologinya

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved