Berita Nasional

Didong Dalam Trans Jakarta: Kabri Wali Telah Berdidong Sampai Prancis, Jepang  dan China

Kabri Wali adalah ceh utama Bintang Duta, grup didong  yang didirikan pada tahun 2000. Grup ini berdomisili di Cibubur Jakarta Timur.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
TribunGayo.com
Kabri Wali (kedua dari kanan) bersama Ceh Dasuki dan grup Bintang Duta dalam Trans Jakarta, berdidong. 

Nyatanya lagu-lagu saya digemari masyarakat,” kenang Ceh Udin Musara.

Baca juga: Polisi yang Ungkap Kasus Perdagangan Kulit Harimau di Gayo Lues Terima Penghargaan

Proses latihan  grup Bintang Duta berlangsung efektif empat sampai lima kali pertemuan.

Sebelum itu, memang sudah terjalin komunikasi efektif, terkait rencana pertunjukan dalam busway.

Kepada Kabri dan juga Ceh Item Kamal dan Almarhum Ceh Aris, dijelaskan bahwa pertunjukan didong dalam busway ini adalah mendendangkan puisi berbahasa Indonesia dengan mengadopsi pola rima  didong.

Puisi-puisi tersebut seluruhnya bertema tentang Jakarta, baik berisi kritik, maupun kisah perjuangan hidup manusianya dan tep onem atau yaitu puisi berisi sindiran kepada lawan tanding.

Ada 20 judul puisi yang khusus diciptakan untuk kepentingan penciptaan karya ini, terdiri dari 10 puisi didendangkan Bintang Duta dan 10 puisi lagi didendangkan Singkite.

Dari jumlah itu enam puisi dalam format puisi Indonesia yang bebas.

Seluruh puisi yang sudah ditulis, dan sebahagian ditulis pada saat latihan, disosialisasikan kepada anggota grup untuk mencari pola tepukan yang pas yang mengiringi lantunan ceh.

Baca juga: Didong Dalam Trans Jakarta : Transportasi Publik dan Pola Rima Didong

Dalam suatu pertunjukan didong, peran ceh sangat sentral.

Dialah yang mengarahkan pola tepukan dari pengiring.

Dalam didong dikenal tepok sara, tepok roa, tepok tulu, tepok runcang, geritik.

Disebut tepok sara, karena tepukan tangan dan bantal ditepuk satu-satu. 

Tepok roa artinya tepuknya dua kali, tepok tulu, yaitu tepuk tiga kali, dan tepok runcang adalah tepukan keras dan cepat.

Sedangkan istilah geritik,  adalah jenis tepukan yang pelan tapi cepat.

Seluruh jenis tepukan itu disesuaikan dengan lagu yang didendangkan oleh ceh.

Baca juga: Didong dalam Trans Jakarta: Pertunjukan Didong Jalu Pertama di Ibukota

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved