Survei Ekonomi Pertanian Tahun 2024: Mencatat Kesejahteraan Petani Bener Meriah

Oleh: Kusni Rohani Rumahorbo SST MSi *)

Sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.

Letak geografis Indonesia menjadikan negara ini memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi.

Memperkuat sektor ini menjadi penting dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Sektor pertanian ini juga terbukti lebih tangguh dalam menghadapi dampak pandemi seperti pandemi COVID-19 yang lalu dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.

Namun begitu kontribusi sektor pertanian terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia cenderung menurun seiring dengan pertumbuhan sektor lain seperti industri dan jasa.

Akan tetapi sektor pertanian masih menjadi tulang punggung bagi banyak penduduk Indonesia, terutama di wilayah pedesaan seperti Kabupaten Bener Meriah.

Sektor pertanian masih menjadi sektor utama di kabupaten ini, dengan sumbangan terhadap perekonomian mencapai 54,14 persen pada tahun 2023.

Sektor pertanian juga menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Bener Meriah, yaitu mencapai 67,07 persen dari penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja di tahun 2023 .

Berdasarkan data Publikasi Hasil Sensus Pertanian Tahun 2023 (ST2023) Tahap I yang lalu menunjukkan bahwa terdapat 36.963 rumah tangga usaha pertanian (RUTP) di Kabupaten Bener Meriah.

Sebagian besar rumah tangga usaha pertanian tersebut mengusahakan sub sektor Perkebunan (34.357 RUTP).

Kemudian terdapat 25.725 RUTP yang mengusahakan sub sektor Hortikultura.

Sub sektor selain itu berturut-turut adalah Tanaman Pangan sebanyak 808 RUTP, Kehutanan 825 RUTP, Peternakan 666 RUTP, Perikanan 145 RUTP, dan Jasa Pertanian sebanyak 7 RUTP.

Dari hasil ST2023 juga kita dapat ketahui bahwa terdapat 37.196 Pengelola Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Kabupaten Bener Meriah.

Dari UTP tersebut, sebagian besarnya yaitu 27,56 persen berada di kelompok usia 45-54 tahun, kemudian 27,35 persen berada di kelompok usia 35-44 tahun.

Lalu terdapat 16,55 persen UTP di kelompok usia 55-64 tahun dan 16,38 persen di kelompok usia 25-34 tahun.

Menariknya masih cukup banyak UTP yang berada di usia 65+ (lanjut usia) di Bener Meriah, yaitu sebesar 10,09 persen atau sejumlah 3.753 UTP.

Sisanya ada 2,07 persen UTP yang berada di kelompok umur 15-24 tahun yang kita ketahui merupakan generasi Z (Gen Z).

Hal tersebut sebelumnya merupakan gambaran makro pertanian di Bener Meriah.

Perlu data mikro pertanian untuk mendapat informasi lebih rinci terkait pertanian di Bener Meriah sehingga kita semua mengetahui kesejahteraan petani di wilayah ini.

Untuk itu pemerintah merancang satu kegiatan pendataan yang tercakup dalam ST2023, yaitu Survei Ekonomi Pertanian (SEP) yang dilakukan di Bulan Juni tahun 2024 ini.

SEP 2024 dilakukan untuk memperoleh informasi tentang aspek ekonomi dari unit usaha pertanian seperti informasi pendapatan unit usaha pertanian, pengeluaran, harga, dan lain sebagainya.

Diharapkan hasil pendataan ini nantinya akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi ekonomi pertanian di Bener Meriah.

Pelaksanaan suatu survei membutuhkan banyak dukungan dari semua pihak agar dapat terlaksana dengan baik dan menghasilkan data yang berkualitas.

Jika Anda terpilih sebagai sampel dari kegiatan ini, mari dukung dengan memberikan jawab yang sebenarnya kepada petugas SEP 2024.

*) Penulis adalah Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Bener Meriah.

KUPI SENYE adalah rubrik opini pembaca TribunGayo.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.