Lebaran 2025

Lebaran Idulfitri 2025 Diprediksi Serentak pada 31 Maret, Begini Penjelasan Kakanwil Kemenag Aceh

Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah atau 2025 Masehi dipastikan akan serentak dirayakan pada Senin, 31 Maret 2025.

Editor: Rizwan
Serambinews.com
PENGAMATAN HILAL - Ilustrasi rukyatul hilal menentukan 1 Syawal 1443 H di Aceh Tahun 2022 

Baca juga: Tradisi Ziarah Kubur Pada Hari Raya Sudah Mulai Dilupakan 

Mengapa Rukyatul Hilal Penting?

Rukyatul hilal penting karena ini merupakan metode tradisional yang digunakan untuk menentukan waktu-waktu penting dalam kalender Hijriah, seperti awal bulan Ramadan dan penentuan Idulfitri.

Meskipun saat ini perhitungan ilmiah seperti hisab (perhitungan matematis posisi bulan dan matahari) juga digunakan, rukyatul hilal tetap dipertahankan sebagai bagian dari tradisi Islam yang sangat dihargai.

Pada hakikatnya, rukyatul hilal mengandung aspek spiritual dan ilmiah.

Secara spiritual, pengamatan hilal melambangkan peralihan waktu dan merupakan momen yang sangat dinantikan umat Islam, khususnya menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.

Sedangkan dari sisi ilmiah, rukyatul hilal juga menjadi cara untuk memverifikasi hasil perhitungan hisab, yang lebih bersifat teori dan matematika.

Metode Lain dalam Penentuan Awal Bulan: Selain rukyatul hilal, ada beberapa metode lain yang juga digunakan untuk menentukan awal bulan Hijriah, yaitu imkanurrukyat dan hisab.

Imkanurrukyat (Kemungkinan Melihat Hilal): Merupakan konsep yang menghitung kemungkinan hilal terlihat berdasarkan posisi bulan dan matahari.

 Jika posisinya sangat rendah di bawah ufuk, kemungkinan hilal untuk terlihat sangat kecil, bahkan tidak mungkin.

Hisab: Metode ini menggunakan perhitungan matematis yang melibatkan posisi bulan dan matahari. Hisab digunakan untuk memprediksi kapan hilal akan muncul dan pada waktu serta tempat tertentu hilal bisa terlihat.

Kenapa Rukyatul Hilal Tidak Selalu Berhasil? Terkadang, meskipun perhitungan hisab sudah menunjukkan bahwa hilal harusnya sudah muncul, kondisi cuaca atau atmosfer dapat menghalangi pengamatan hilal.

Hal ini sering terjadi di daerah-daerah yang memiliki cuaca buruk atau tertutup awan tebal pada saat magrib.

Oleh karena itu, walaupun perhitungan dan teori sudah menunjukkan waktu dan tempat yang tepat, hilal tetap tidak dapat terlihat oleh mata manusia.

Rukyatul hilal bukan hanya sekadar pengamatan bulan, tetapi merupakan bagian dari tradisi Islam yang menggabungkan aspek spiritual dan ilmiah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved