Wanita Ditemukan Tak Bernyawa

Sering Menangis dan Menyendiri, Ini Pesan Psikolog Soal Deteksi Dini Depresi

Penyakit depresi bisa dialami siapa saja, baik anak muda maupun orang dewasa, dan tidak boleh dianggap sepele.

|
Penulis: Cut Eva Magfirah | Editor: Mawaddatul Husna
Generated by AI
DETEKSI DINI DEPRESI - Foto Iustrasi seseorang yang mengalami depresi dan kerap menyendiri yang diolah melalui Meta AI pada Jumat (13/6/2025). Psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bener Meriah, Ismi Niara Bina, menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat terhadap tanda-tanda awal depresi.  

TRIBUNGAYO.COM - Maraknya kasus bunuh diri yang terjadi sebagian besar pemicunya adalah depresi.

Depresi merupakan kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan sedih yang berkelanjutan.

Kehilangan minat terhadap aktivitas yang dulunya dinikmati, dan perasaan tidak berharga atau putus asa.

Gangguan psikologis yang kerap tidak terlihat secara kasat mata namun dampaknya bisa fatal dan bisa dialami siapa saja baik dari kalangan muda hingga orang tua.

Dan tentunya jika kita atau orang sekitar mengalami kondisi mental yang mengarah kepada depresi segera lakukan pencegahan dan mencari bantuan.

Karena persoalan penyakit mental ini bukan hal yang tabu karena dampak yang dirasakan oleh pengindapnya bisa berujung fatal.

Salah satu kasus yang menyita perhatian baru-baru ini terjadi di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. 

Seorang wanita yang merupakan ibu dari tiga anak ditemukan meninggal dunia, diduga bunuh diri, pada Kamis (12/6/2025). 

Keterangan warga dan keluarga menyebut bahwa sebelum kejadian, korban diketahui sering menangis dan menyendiri, serta mengalami sakit berkepanjangan.

Psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bener Meriah, Ismi Niara Bina, menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat terhadap tanda-tanda awal depresi

Dimana, penyakit depresi bisa dialami siapa saja, baik anak muda maupun orang dewasa, dan tidak boleh dianggap sepele.

Ismi kepada TribunGayo.com, Jumat (13/6/2025) mengatakan penyebab depresi juga beragam bisa jadi sakit berkepanjangan atau ada masalah yang tidak terselesaikan.

Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda seperti menangis terus-menerus, menarik diri dari lingkungan, dan tampak putus asa adalah gejala klasik dari depresi

Ini sinyal serius yang perlu diperhatikan, terutama oleh keluarga dan orang-orang terdekat.

Ismi juga menyayangkan apabila seseorang yang menunjukkan gejala-gejala tersebut tidak mendapatkan perhatian atau pendampingan dari lingkungan sekitarnya. 

Menurutnya, keluarga seharusnya menjadi pihak pertama yang memberikan dukungan, baik secara emosional maupun praktis.

Kasus memprihatikan yang baru terjadi, lanjut Ismi, kerap menjadi alarm bagi masyarakat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. 

Ia mendorong siapa pun yang merasa tertekan, sedih berkepanjangan, atau tidak tahu harus bagaimana, untuk segera mencari bantuan.

“Jangan tunda untuk bicara.

Berceritalah kepada orang yang dipercaya, entah itu teman dekat, ahli agama, tokoh masyarakat, konselor, psikolog atau psikiater.

Jangan pikir masalah akan hilang dengan diam saja,” tegasnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi emosional orang-orang di sekitar. 

Bila melihat seseorang kerap menyendiri, melamun, atau menunjukkan perubahan perilaku signifikan, lakukan pendekatan yang hangat dan tidak menghakimi.

“Terkadang mereka hanya butuh didengar. Bukan disalahkan. Setelah curhat, orang bisa merasa lebih ringan, pikirannya bisa lebih jernih, dan bisa kembali melihat solusi dari masalahnya,” tambahnya.

Upaya Pencegahan Depresi

Sebagai bentuk pencegahan, Ismi menyarankan agar setiap individu menjaga kesehatan mental dengan berbagai cara:

  1. Menjaga hubungan sosial yang sehat dan positif
  2. Terlibat dalam aktivitas produktif yang memberi rasa puas dan berguna
  3. Menghindari lingkungan atau pergaulan yang toxic
  4. Menjaga komunikasi terbuka dalam keluarga
  5. Mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan spiritual.

"Terus optimis dan yang sebenarnya di atas semua-semuanya yang paling penting itu udah pasti mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Supaya kita enggak pernah merasa sendiri, supaya kita selalu merasa dipantau dan dijaga gitu," demikian Ismi Niara Bina.

(TribunGayo.com/Cut Eva Magfirah)

Baca juga: Wanita Ditemukan Tak Bernyawa di Desa Cike Gayo Lues, Psikolog Ingatkan Dampak pada Anaknya

Baca juga: Tragis Ayah di Gayo Lues Tega Hamili Anak Kandung, Psikolog Ungkap Faktor Pemicu dan Penanganannya

Baca juga: 227 Remaja Terindikasi Masuk Geng Motor di Bener Meriah, Begini Analisis Psikolog

Sumber: TribunGayo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved