Kupi Senye

Maraknya Gugatan Cerai di Aceh, Alarm Sosial yang Harus Ditanggapi Serius

Di Aceh Tengah sendiri, selama tahun 2024, Mahkamah Syariah Takengon mencatat 368 gugatan cerai dari istri kepada suami.

Editor: Sri Widya Rahma
Dokumen Pribadi/Mahbub Fauzie
KUPI SENYE - Mahbub Fauzie SAg MPd, adalah Penghulu Ahli Madya dan Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Kabupaten Aceh Tengah. 

Harus ada kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai instansi dan kalangan yang sinergis. Karena, sinergi lintas sektor dalam hal ini adalah kunci.

Peran Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan menengah, terutama tingkat SMA dan Madrasah Aliyah (juga perguruan tinggi, tentunya) memiliki peran krusial dalam memberikan pendidikan karakter dan literasi digital kepada para siswa.

Remaja hari ini adalah calon suami dan istri esok hari. Mereka perlu dibekali dengan wawasan pernikahan, tanggung jawab berkeluarga, serta bahaya dari kecanduan digital, termasuk judi online.

Kerja sama antara KUA dan sekolah perlu diperkuat melalui program-program integratif. Kegiatan keagamaan, seminar remaja, dan pembinaan moral bisa menjadi wahana preventif agar generasi muda kita tidak terjebak dalam perilaku destruktif yang pada akhirnya merusak masa depan rumah tangganya.

Peran Ormas dan Organisasi Kepemudaan

Organisasi kemasyarakatan (ormas), baik berbasis keagamaan maupun sosial, serta organisasi kepemudaan, perlu terlibat aktif dalam upaya pencegahan dan edukasi.

Mereka memiliki jejaring dan kedekatan emosional dengan masyarakat yang bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan moral, bahaya judi online, serta pentingnya kesiapan mental dalam membina rumah tangga.

Di tengah kondisi seperti itu, organisasi kepemudaan harus menjadi aktor utama dan bisa diharapkan. Tidak lagi hanya lebih sibuk pada urusan struktural dan kepengurusan, bukan substansi gerakan.

Ormas pemuda tidak hanya fokus pada kegiatan seremonial semacam: pelantikan, rapat pleno, dan foto seragam di media sosial.

Tapi harus hadir dan mau nimbrung buka mata dan buka telinga untuk melihat, bahwa di desa-desa dan kota-kota kecil, remaja kita sedang tenggelam dalam candu judi online, kecanduan game, dan hilangnya arah hidup.

Di sanalah organisasi kepemudaan hadir dan aktif. Semisal membangun pusat bimbingan remaja, mendirikan komunitas anti-judol, melatih mentor sebaya, dan turun langsung mendampingi korban rumah tangga yang hancur akibat judi.

Penguatan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal yang selama ini menjadi pilar kehidupan masyarakat Aceh juga perlu terus didorong.

Di tengah arus globalisasi dan derasnya informasi digital, nilai-nilai ini harus menjadi penyeimbang agar masyarakat tidak kehilangan
jati diri.

Kita tidak bisa menutup mata bahwa judi online telah menjadi musuh baru dalam ketahanan keluarga. Praktik ini tidak hanya menggerus ekonomi keluarga, tetapi juga menghancurkan kepercayaan, menciptakan konflik, dan bahkan melahirkan kekerasan dalam rumah tangga.

Sayangnya, teknologi digital yang seharusnya membawa manfaat justru dimanfaatkan oleh sebagian pihak untuk menjerat korban, termasuk para kepala keluarga.

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkrit seperti regulasi yang ketat, edukasi masif, dan pengawasan berkelanjutan untuk membatasi akses masyarakat terhadap platform judi online.

Perlunya Gerakan Bersama

Halaman
123
Sumber: TribunGayo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved