Kupi Senye

Hari Pramuka 2025: Saatnya Kembali Membentuk Generasi Sehat dan Tangguh

Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan terbaru pada tahun 2025 menunjukkan tren peningkatan obesitas pada remaja Indonesia.

ISTIMEWA
OPINI TRIBUNGAYO - Dosen Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang, Prima Trisna Aji. Ia menulis opini berjudul 'Hari Pramuka 2025: Saatnya Kembali Membentuk Generasi Sehat dan Tangguh', Sabtu (16/8/2025). 

Oleh: Prima Trisna Aji *)

Tanggal 14 Agustus setiap tahun selalu menghadirkan pemandangan yang akrab.

Seperti seragam cokelat rapi, syal merah putih yang terikat di leher, suara komando lantang di lapangan, dan bendera yang berkibar gagah. 

Hari Pramuka setiap tahunnya bukan hanya sekadar upacara atau peringatan seremonial.

Di balik itu, tersimpan cita-cita luhur untuk membentuk generasi muda yang sehat jasmani, kuat mental, disiplin, serta siap menghadapi tantangan zaman diera modern pada saat ini.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan realitas yang mengkhawatirkan.

Generasi muda kita, khususnya remaja saat ini, kini menghadapi tantangan kesehatan yang serius.

Fenomena “mager” (malas gerak) semakin meluas, diperparah dengan dominasi gawai yang membuat aktivitas fisik menurun drastis.

Waktu luang yang dulu diisi dengan bermain di luar rumah, bersepeda, atau menjelajah alam kini lebih banyak dihabiskan di depan layar sambil tiduran.

Ancaman Kesehatan Remaja

Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan terbaru pada tahun 2025 menunjukkan tren peningkatan obesitas pada remaja Indonesia.

Anemia pada remaja putri juga masih tinggi, sebagian besar akibat kurang asupan zat besi dan rendahnya kesadaran minum tablet tambah darah.

Selain itu, berbagai studi mengungkap peningkatan kasus gangguan mental.

Seperti kecemasan dan depresi, yang dipicu isolasi sosial, tekanan akademik, dan penggunaan media sosial secara berlebihan.

Kondisi ini jelas berlawanan dengan semangat yang diwariskan oleh gerakan pramuka.

Pramuka didirikan untuk membentuk generasi muda yang aktif, mandiri, sosial dan tangguh menghadapi tantangan kehidupan.

Sayangnya, di banyak sekolah, kegiatan pramuka kini lebih sering menjadi formalitas ketimbang pembinaan berkelanjutan bagi seorang siswa.

Pramuka: Warisan Nilai untuk Gaya Hidup Sehat

Pramuka sejatinya mengajarkan gaya hidup sehat jauh sebelum istilah healthy lifestyle menjadi trend.

Aktivitas berkemah, jelajah alam, tali-temali, pionering, hingga permainan tim bukan hanya melatih keterampilan bertahan hidup.

Akan tetapi juga meningkatkan kebugaran fisik, koordinasi motorik, serta kemampuan sosial bagi siswa itu sendiri.

Nilai cinta alam mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan dan mendapatkan udara bersih.

Disiplin melatih pola hidup teratur, termasuk tidur cukup, olahraga rutin, dan makan bergizi.

Gotong royong memperkuat jejaring sosial dan dukungan emosional, yang merupakan fondasi kesehatan mental.

Di era digital saat ini, nilai-nilai ini semakin relevan.

Aktivitas fisik yang cukup dapat melindungi remaja dari penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas di usia muda.

Interaksi tatap muka dalam kegiatan pramuka membantu menumbuhkan empati dan mengurangi risiko kesepian yang sering dialami generasi yang terlalu lama berada di dunia maya.

Kisah Nyata yang Menginspirasi

Di sebuah sekolah menengah di Karanganyar, Jawa Tengah, latihan rutin pramuka setiap Jumat sore menjadi rutinitas yang dinantikan oleh siswa.

Mereka terbiasa berjalan jauh ke lapangan, memasang tenda, bahkan memanjat pohon untuk latihan tali-temali.

Guru-guru mencatat perubahan positif: siswa lebih bugar, lebih fokus belajar, dan jarang mengeluh sakit
kepala atau lemas.

Salah satu siswi, bernama Ayu (16), mengaku awalnya enggan ikut latihan karena merasa capek.

Namun setelah beberapa bulan, ia justru merasa lebih segar, jarang sakit, dan lebih berani berbicara di depan umum.

“Kalau nggak ada pramuka, mungkin saya cuma di rumah pegang HP,” ujarnya sambil tersenyum.

Kisah Ayu tersebut menunjukkan bahwa kegiatan sederhana bisa berdampak besar bagi kesehatan remaja.

Hal ini juga senada apa yang disampaikan oleh Guru di Sekolah Menengah Karanganyar yaitu Elinda.

Bahwa dimana peran Pramuka sangat penting bagi mendidik generasi saat ini yang sedang menghadapi era globalisasi diera modern saat ini.

Solusi untuk Menghidupkan Kembali Semangat Sehat Pramuka

Momentum Hari Pramuka pada tanggal 14 Agustus 2025 seharusnya menjadi titik balik untuk menghidupkan kembali peran pramuka dalam membentuk generasi sehat dan tangguh.

Sekolah dapat mengintegrasikan kegiatan luar ruang ke dalam kurikulum sehingga siswa memiliki ruang untuk bergerak, berinteraksi, dan belajar langsung dari alam.

Kwartir Nasional bersama Kementerian Kesehatan dapat meluncurkan program “Pramuka Sehat” dengan fokus pada edukasi gizi, senam pramuka, dan pemeriksaan kesehatan rutin di seluruh Indonesia.

Latihan pramuka juga bisa menjadi wadah kolaborasi dengan puskesmas dan komunitas setempat.

Kegiatan seperti pemeriksaan anemia, kampanye anti - narkoba, atau pelatihan pertolongan pertama dapat disisipkan untuk memperkuat manfaatnya. 

Pemanfaatan teknologi positif, seperti aplikasi badge digital yang memberikan poin untuk aktivitas fisik dan tantangan kesehatan, dapat menjadi cara kreatif memotivasi generasi muda pada saat ini.

Tidak kalah penting, bahwa pentingnya dukungan keluarga sangat dibutuhkan.

Orang tua perlu mendorong anak untuk aktif mengikuti kegiatan pramuka secara rutin, bukan hanya pada saat peringatan tahunan.

Dengan dukungan bersama, pramuka dapat kembali menjadi gerakan yang menghidupkan semangat sehat di kalangan generasi muda.

Penutup: Ajakan untuk Bergerak Bersama

Hari Pramuka pada tanggal 14 Agustus tahun 2025 bukan hanya soal mengenang sejarah atau mengulang tradisi.

Ini merupakan momentum untuk kembali ke esensi: membentuk generasi sehat, tangguh, dan berkarakter.

Generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat secara fisik, sehat mentalnya, dan siap mengabdi untuk negeri.

Pramuka telah membuktikan bahwa nilai-nilainya relevan sepanjang zaman.

Kini, tugas kita adalah memastikan nilai-nilai itu tidak hanya dihafal, tetapi dihidupkan dalam keseharian.

Semangat pramuka sendiri juga merupakan semangat hidup sehat dan itu adalah warisan yang pantas kita teruskan, demi Indonesia yang lebih kuat di masa depan.

*) Penulis adalah Dosen prodi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang.

KUPI SENYE adalah rubrik opini pembaca TribunGayo.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca juga: Sambut HUT ke-80 RI, Polres Bener Meriah Gelar Senam dan Lomba Tradisional

Sumber: TribunGayo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved