Faktor Ekonomi dan Narkoba Picu Perceraian di Aceh Tenggara

Ringkasan Berita:

• Kasus gugat cerai di Mahkamah Syari'ah (MS) Kutacane mayoritas diajukan oleh istri.
• Data perceraian MS Kutacane pada 2024 cerai gugat 277 perkara.
• Tahun 2025 sampai Jumat (7/11/2025) cerai gugat oleh istri 266 perkara.

Laporan Wartawan Tribun Gayo Asnawi Luwi|Aceh Tenggara

TribunGayo.com, KUTACANE - Kasus cerai gugat di Mahkamah Syari'ah (MS) Kutacane mayoritas diajukan oleh istri.

Ketua Mahkamah Syari'ah Kutacane, T Swandi SHI MH, kepada TribunGayo.com, Sabtu (8/11/2025) mengatakan, data perceraian MS Kutacane pada 2024 cerai gugat 277 perkara.

Kemudian cerai talak oleh suami 57 perkara dengan jumlah total 334 perkara.

Sedangkan, tahun 2025 sampai Jumat (7/11/2025) cerai gugat oleh istri 266 perkara, cerai talak oleh suami 108 perkara dengan jumlah total 374 perkara.

Mayoritas Istri Gugat Cerai Suami

Dalam kasus ini mayoritas perempuan yang menggugat cerai suaminya.

Menurut T Swandi, dalam kasus perceraian ini mayoritas istri menggugat suami.

Hal itu disebabkan oleh faktor ekonomi, sehingga menjadi penyebab meningkatnya angka perceraian di Aceh Tenggara pada tahun ini.

Selain itu, kasus perceraian juga banyak dipengaruhi oleh penyalahgunaan narkotika jenis sabu.

"Serta rendahnya rasa tanggung jawab suami dalam menjalankan perannya sebagai kepala keluarga," katanya.

Kasus Perceraian di Aceh Tenggara

• Kasus gugat cerai di Mahkamah Syari'ah (MS) Kutacane mayoritas diajukan oleh istri.
• Hal itu disebabkan oleh faktor ekonomi, sehingga menjadi penyebab meningkatnya angka perceraian di Aceh Tenggara pada tahun ini.
• Selain itu, kasus perceraian juga banyak dipengaruhi oleh penyalahgunaan narkotika jenis sabu. (*)

Baca juga: Bupati Aceh Tenggara: Siswa tak Mampu Membaca, Jangan Saling Menyalahkan dan Cari Solusi Bersama

Baca juga: Soal Siswa tak Mampu Membaca, Ratusan Kepsek di Aceh Tenggara Dikumpulkan

Baca juga: Sepeda Motor Dinas Pengulu Kute Kayu Mbelin Aceh Tenggara Digondol Maling