Kampung Gunung Tunyang tetap melestarikan adat, seni dan budaya Gayo dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat di Gayo khususnya kabupaten Bener Meriah.
Sesuai dengan namanya, desa adat, seni dan budaya, banyak berbagai seni dan kebudayaan yang ada di kampung ini.
Pemukiman di desa Gunung Tunyang ini masih menjunjung tinggi adat Gayo.
Keunikan dari desa Gunung Tunyang yang dijadikan desa wisata, seni dan adat tersebut adalah pelestarian adat, seni, dan budaya Gayo nya.
Wisata budaya tersebut antara lain : Tari Munalo, Didong Jalu, Nayu Alas Kertan dan lain-lain.
Baca juga: Wisata Aceh Tenggara, Juni- Oktober Jadi Waktu Terbaik untuk Lakukan Jungle Trekking di Ketambe
Yang mana Tari Munalo adalah tarian khas suku Gayo yang ditunjukkan untuk menyambut tamu kehormatan atau undangan pernikahan.
Sedangkan Didong Jalu adalah sebuah kesenian rakyat Gayo yang memadukan unsur tarian, vokal dan sastra.
Sementara Nayu Alas Kertan adalah kesenian membuat tikar asli gayo, tikar asli Gayo tersebut dibuat dari kertan atau tumbuhan yang hidup di rawa-rawa, tikar yang dibuat ini memiliki motif yang beragam.
Terdapat beberapa fasilitas yang disediakan oleh desa Gunung Tunyang, diantaranya adalah :
- Area parkir kendaraan
- Kamar mandi umum
- Kuliner
- Musholla
- Spot Foto yang menarik'
- Wifi area
Baca juga: Wisata Aceh Tengah, Bur Bebungkuk Destinasi yang Tak Banyak Diketahui Masyarakat di Kota Takengon