Berita Aceh Tengah

BMKG Jelaskan Penyebab Hujan Es di Aceh Tengah, Masyarakat Diminta Waspada

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HUJAN ES - Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah yang terkenal dengan suhu dinginnya dilanda hujan es pada Jumat (17/3/2023) sore. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan mengenai fenomena hujan es yang melanda kabupaten Aceh Tengah di Kecamatan Pegasing pada Minggu (27/4/2025) dan kecamatan Atu Lintang pada Sabtu (26/4/2025).

TRIBUNGAYO.COM,TAKENGON - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan mengenai fenomena hujan es yang melanda kabupaten Aceh Tengah baru-baru ini.

BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Aceh menyebut aktivitas awan cumulonimbus sebagai penyebab utama fenomena langka tersebut.

Diketahui, hujan es pertama kali terjadi di Kecamatan Atu Lintang pada Sabtu (26/4/2025) sekitar pukul 13.30 WIB. 

Sehari setelahnya, hujan es kembali mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Pegasing, tepatnya pada Minggu siang (27/4/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. 

Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran warga, terutama para petani kopi yang menggantungkan hidup dari hasil kebun mereka.

Seorang warga Desa Panangan Mata, Amri, mengaku awalnya mengira suara keras di atap rumahnya berasal dari kerikil. 

Namun saat dilihat langsung, ia mendapati butiran es berukuran hampir sebesar kelereng jatuh kepermukaan tanah dan bangunan.

“Awalnya tidak sadar, waktu seng bunyi seperti dijatuhi batu. Baru sadar dan lihat esnya cukup besar, hampir seperti kelereng,” ujar Amri kepada TribunGayo.com.

Menanggapi fenomena ini, Betsi Forcater yang bertugas dari BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Aceh menjelaskan bahwa hujan es yang melanda wilayah Aceh Tengah biasanya terjadi karena aktivitas awan cumulonimbus yang berkembang di atmosfer. 

Kondisi geografis Aceh Tengah yang berada di dataran tinggi dengan suhu relatif dingin turut berperan dalam pembentukan hujan es.

"Penyebab dari hujan es ketika awan cumulonimbus masuk fase luruh dan butiran es yang terkandung di dalam awan cumulonimbus tidak seluruhnya mencair.

Karena kondisi wilayah Aceh Tengah yang dingin sehingga dapat menghasilkan hujan es yang jatuh ke permukaan bumi," ujar Betsi saat dihubungi TribunGayo.com pada Selasa (29/4/2025).

BMKG juga mencatat bahwa kejadian seperti ini kerap muncul pada masa peralihan musim atau pancaroba. 

Wilayah Aceh Tengah sendiri diprediksi baru akan memasuki awal musim kemarau pada dasarian ketiga Mei hingga dasarian pertama Juni 2025. 

Dengan demikian, kondisi saat ini masih berada dalam masa transisi, yang memperbesar potensi cuaca ekstrem termasuk hujan es masih akan kembali terjadi.

Halaman
12