Tergiur Investasi Gandakan Uang

Tergiur Investasi Bodong Warga Aceh Tengah Raib Rp 553 Juta, Psikolog: Korban Harus Berani Speak Up

Penulis: Alga Mahate Ara
Editor: Sri Widya Rahma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MODUS PENIPUAN INVESTASI - Psikolog dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Bener Meriah, Ismi Niara Bina, Rabu (30/7/2025). Kasus penipuan investasi online yang menimpa BR, warga Aceh Tengah, membuka mata publik bahwa kejahatan digital kini dapat menyasar siapa saja. 

Laporan Alga Mahate Ara | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Kasus penipuan investasi online yang menimpa BR, warga Aceh Tengah, membuka mata publik bahwa kejahatan digital kini dapat menyasar siapa saja. 

Namun yang lebih memprihatinkan, banyak korban memilih diam karena malu, sehingga membuat pola penipuan ini terus berulang.

Seperti kasus yang menimpa BR, ia kehilangan Rp 553 juta usai ikut investasi berkedok aplikasi "klub romantis", ia mengaku dijanjikan uangnya akan digandakan oleh pelaku. 

Uang senilai Rp 553 juta itu raib dalam kurun waktu empat hari saja, akibat tergiur dengan janji yang ditawarkan oleh pelaku.

Korban Akhirnya Speak Up

Korban pun kini akhirnya speak up dan melaporkan kasus ini ke sejumlah bank tempat ia mentransfer dana, serta ke Mabes Polri melalui layanan pelaporan daring.

Termasuk laporan tertulis ke polda Metro Jaya melalui kuasa hukumnya dengan nomor LPJP/192/VII/2025/SPKTA/Polda Metro Jaya.

Ia juga telah membuat laporan resmi ke Polres Aceh Tengah pada 23 Juni lalu dengan nomor laporan SK/36/VI/2025/SPKT.

Pandangan Psikolog

Menanggapi kejadian tersebut, Psikolog dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Bener Meriah, Ismi Niara Bina, menyampaikan bahwa sikap diam para korban justru memperbesar potensi munculnya korban-korban baru.

“Modus ini banyak berhasil karena di kepala korban, kepercayaan dan keyakinan akan berhasil, dan kedua, tidak banyak korban yang mau speak up, karena mungkin malu dan berbagai alasan, dan memilih diam karena gengsi.

Dan hal ini yang membuat korbannya bertambah dan bertambah terus,” ujar Ismi kepada TribunGayo.com, Rabu (30/7/2025).

Ia menjelaskan, pelaku penipuan memanfaatkan psikologi korban dengan sangat rapi mulai dari membangun kepercayaan lewat testimoni, hingga menjanjikan hasil besar tanpa perlu usaha atau waktu banyak.

“Salah satu yang buat tergiur itu adalah testimoni. Kita tidak tahu itu real atau fake. Testimoni dari orang yang sudah berhasil, misalnya. Dari testimoni itu, kadang dari psikologis buat orang jadi yakin,” jelasnya.

Ismi menekankan pentingnya edukasi keuangan dalam keluarga agar masyarakat lebih kuat dalam menghadapi tawaran investasi yang tidak jelas.

Ia juga mengajak semua pihak agar lebih terbuka dalam membicarakan soal finansial.

“Jangan pernah malu belajar, jangan mudah terpengaruh dunia maya, jangan FOMO. Topik finansial dan pengelolaan keuangan perlu menjadi obrolan sehari-hari. Kita ke pasangan, anak, dan keluarga lainnya,” ucapnya.

Dengan semakin banyak korban yang berani bersuara, menurut Ismi, maka pola penipuan bisa lebih cepat dikenali dan dicegah, serta mendorong aparat dan masyarakat untuk lebih tanggap terhadap ancaman serupa. (*)

Baca juga: Ahli Psikologi: Kurangnya Edukasi Finansial dan Efek Psikologis Jadi Celah Penipuan Digital

Baca juga: Tergiur Investasi Gandakan Uang, Warga Aceh Tengah Ditipu Rp 553 Juta Lewat Telegram

Baca juga: Satpol PP dan WH Aceh Tenggara Gencarkan Razia Kafe Maksiat dan Lapo Tuak