Laporan Bustami I Bener Meriah
TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Gunung Burni Telong di Kabupaten Bener Meriah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas gempa vulkanik sejak bulan Juli 2025, kondisi ini justru berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya.
Gunung Burni Telong merupakan gunung api yang memiliki bentuk kerucut simetris dan terbentuk dari akumulasi material vulkanik yang berlapis-lapis (Tipe Strato) dengan ketinggian puncak mencapai 2.624 Meter di atas Permukaan Laut (Mdpl).
Secara administratif lokasi gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bener Meriah, Suwardi Putra mengatakan sepanjang tahun 2025 aktivitas kegempaan di Gunung Burni Telong didominasi oleh gempa tektonik jauh dan tektonik lokal.
"Jadi tren kegempaan di sepanjang tahun 2025 itu fluktuatif dan tidak bisa di tebak yang jelas pasti ada," ujarnya kepada TribunGayo.com, pada Jumat (1/8/2025).
Lalu, berdasarkan pengamatan petugas kata Suwardi, di pertengahan bulan Juli 2025, aktivitas kegempaan di Burni Telong mulai meningkat.
Dimana, sebelumnya hanya gempa tektonik kini menjadi gempa vulkanik dalam (VA) dan berlangsung hingga akhir bulan, totalnya mencapai 115 kali.
"Mesti meningkat dari bulan sebelumnya, tapi perlu kami tegas bahwa gempa tersebut tidak akan memicu terjadinya letusan, dan status nya tetap masih normal," jelasnya.
Untuk diketahui, gempa tektonik terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik di kerak bumi, sementara gempa vulkanik disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, terutama pergerakan magma.
Aktivitas Kegempaan Gunung Burni Telong
Berikut aktivitas Kegempaan di Gunung Burni Telong Bener Meriah sepanjang bulan Juli 2025:
- Gempa Tektonik Jauh sebanyak 57 kali
- Gempa Tektonik lokal sebanyak 25 kali
- Gempa Vulkanik Dalam sebanyak 115 kali
Dikatakan dengan meningkatnya aktivitas kegempaan di bulan Juli tersebut, tapi gunung burni telong hingga kini masih ditetapkan pada level I atau normal.
"Sementara masih tetap normal, jadi warga sekitar dan para pendaki tak usah panik," katanya.
Walaupun begitu ia menghimbau para pendaki agar tetap waspada dan tidak mendekati atau bermalam dalam radius 500 meter dari Kawah Bur Ni Telong.
Serta tidak berada di sekitar area fumarol dan solfatara pada saat cuaca mendung atau hujan.