Lebih lanjut, Zaini menyinggung soal ketiadaan kebun percontohan yang benar-benar dibina oleh penyuluh pertanian.
Ia mempertanyakan sejauh mana peran Dinas terkait dalam membina sistem budidaya yang bisa diadopsi masyarakat secara luas.
Sebagai tokoh kopi Gayo, Zaini dikenal luas baik di tingkat lokal maupun nasional.
Ia pernah meraih juara pertama dalam kontes Specialty Coffee Arabica Indonesia di Bali tahun 2010, dengan skor tertinggi 85,43, berdasarkan penilaian dari Specialty Coffee Association of America (SCAA) dan Coffee Quality Institute (CQI).
Ia juga menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian sebagai petani berprestasi atas kontribusinya di bidang pertanian kopi Gayo, selian itu juga beberapa sertifikasi dan sertifikat telah banyak ia raih, dan kerap di undang di berbagai daerah untuk menjadi “guru” soal kopi gayo.(*)
Baca juga: Kopi Gayo dan Jejak Sejarah Kolonial Belanda yang Ditinggalkan di Belang Gele Aceh Tengah