Kupi Senye
TKA Menghitung Bulan dan Peran Orang Tua dalam Memilih Jurusan ke Perguruan Tinggi
Perhitungan waktu yang matang persiapan sistematis dan komunikasi efektif menjadi kunci sukses dalam menghadapi tantangan ini.
Oleh: Tazkir SPd MPd *)
Persiapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan pemilihan jurusan Perguruan Tinggi merupakan proses kompleks memerlukan kolaborasi harmonis antara anak dan orang tua.
Perhitungan waktu yang matang persiapan sistematis dan komunikasi efektif menjadi kunci sukses dalam menghadapi tantangan ini.
Orang tua memiliki peran strategis sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator dalam membantu anak mencapai potensi terbaiknya dan membuat pilihan tepat untuk masa depannya.
Bagi siswa kelas XII merupakan periode (TKA) pertama tahun 2025 enuh dengan tantangan dan keputusan penting.
Saat ini para siswa tidak hanya dihadapkan pada persiapan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.
Tetapi juga harus membuat pilihan strategis mengenai jurusan menentukan masa depan karier mereka.
Dalam konteks ini peran guru, orang tua menjadi sangat krusial dalam memberikan bimbingan dan dukungan yang tepat.
Siswa, orang tua dan guru perlu memahami bahwa persiapan matang memerlukan perencanaan jangka panjang, minimal beberapa bulan sebelum pelaksanaan TKA.
Perhitungan waktu membangun strategi pembelajaran komprehensif dan berkelanjutan.
Fokus utama harus diberikan pada penguatan konsep dasar mata pelajaran akan diujikan.
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan mata pelajaran jurusan memerlukan pemahaman mendalam tidak dapat dicapai dalam waktu singkat.
Orang tua perlu membantu anak dalam menyusun jadwal belajar realistis dan konsisten dengan mempertimbangkan kemampuan kognitif dan daya tahan mental anak.
Memasuki sebelum TKA intensitas persiapan harus ditingkatkan dengan lebih banyak latihan membahas soal-soal dan simulasi ujian jangan lagi banyak bermain-main.
Orang tua dapat berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam menyediakan sumber belajar tambahan, seperti bimbingan belajar jika diperlukan.
Pada fase ini siswa harus sudah memiliki tingkat kepercayaan diri memadai terhadap materi telah dipelajari.
Peran Strategis Orang Tua dalam Pemilihan Jurusan
Keterbukaan komunikasi dan demokratis antara orang tua dan anak menjadi kunci sukses dalam proses pemilihan jurusan.
Orang tua perlu menciptakan ruang diskusi terbuka, dimana anak dapat mengekspresikan aspirasi, kekhawatiran, dan pandangannya tanpa takut dihakimi atau dipaksakan.
Dalam proses komunikasi ini orang tua harus mampu mendengarkan secara aktif dan empati terhadap perspektif anak.
Seringkali anak memiliki pemahaman berbeda mengenai dirinya sendiri dan masa depan yang diinginkannya.
Peran orang tua adalah membantu anak untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada dengan memberikan informasi objektif dan dukungan emosional.
Setiap individu memiliki potensi dan jalan hidup berbeda, dan pemaksaan kehendak orang tua dapat berdampak negatif terhadap motivasi dan prestasi akademik anak di kemudian hari.
Pemilihan jurusan perguruan tinggi merupakan keputusan akan berdampak jangka panjang terhadap kehidupan anak.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan ini.
Namun harus dilakukan dengan pendekatan yang bijaksana dan seimbang antara aspirasi orang tua dan minat serta bakat anak.
Pertama orang tua perlu melakukan pemetaan terhadap minat, bakat, dan kepribadian anak.
Observasi dilakukan sejak dini dapat memberikan gambaran mengenai kecenderungan anak terhadap bidang-bidang tertentu.
Anak yang menunjukkan ketertarikan terhadap angka dan logika mungkin cocok untuk jurusan teknik atau matematika.
Sementara anak memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan empati tinggi mungkin lebih sesuai untuk jurusan psikologi atau ilmu sosial.
Kedua, orang tua harus mempertimbangkan prospek karier dari jurusan yang dipilih.
Analisis terhadap tren pasar kerja, perkembangan industri, dan kebutuhan tenaga kerja di masa depan menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan.
Namun, hal ini harus dibarengi dengan pemahaman bahwa dunia kerja terus mengalami perubahan yang dinamis.
Sehingga kemampuan adaptasi dan pembelajaran berkelanjutan menjadi lebih penting daripada sekadar memilih jurusan yang "aman".
Ketiga, aspek finansial juga perlu menjadi pertimbangan realistis.
*) Penulis adalah Guru SMA Negeri 1 Bukit, Bener Meriah.
KUPI SENYE adalah rubrik opini pembaca TribunGayo.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.