Berita Aceh Tengah
Pemkab Sudah Usul Aman Nyerang sebagai Pahlawan Nasional dari Aceh Tengah, Ternyata Ini Kendalanya
Bupati sangat memberi perhatian dan memiliki komitmen pengusulan Aman Nyerang sebagai Pahlawan Nasional dari Aceh Tengah
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
Pembicara lain dalam acara itu sejarawan UIN Syarif Hidayatullah, mewakili keluarga Aman Nyerang, Sertalia dan pemerhati sejarah yang juga pimpinan Kute Dance, Peteriana Kobat.
Bincang Sejarah Aman Nyerang (Salah Satu Pejuang Gayo Melawan Kolonial Belanda, 1902-1922) dialoandunoleh Yusradi Usman al-Gayoni yang juga Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo.
Di masa mendatang diharapkan ada pahlawan nasional dari Gayo yang disahkan Pemerintah, mengingat Tanah Gayo juga memiliki sejarah perlawanan panjang terhadap kolonialis Belanda.
Tercatat sampai sekarang, dari delapan Pahlawan Nasional dari Aceh yakn Teuku Muhammad Hasan, Teuku Nyak Arif, Cut Nyak Mutia, Teuku Umar, Cut Nyak Dhien.
Baca juga: Guru Besar Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Prof Dien Madjid, Sejarah Gayo Banyak Belum Terungkap
Baca juga: Mengenal Pacuan Kuda, Tradisi Asal Tanah Gayo yang Wajib Dilakukan pada Hari Kemerdekaan RI
Berikutnya Teungku Chik Ditiro, Sultan Iskandar Muda, dan Laksamana Malahayati) yang sudah ditetapkan Pemerintah Pusat.
Namun belum ada satu pun dari Dataran Tinggi Gayo.
"Padahal, orang Gayo juga ikut berjuang melawan kolonial dan mempertahankan Republik Indonesia.
Bahkan, dimensi perjuangannya luas, tidak sebatas di Gayo dan di pesisir Aceh, tapi sampai ke luar daerah Aceh, sangat heroik, dan cukup merepotkan Belanda," tegas Yusradi.
Setidaknya terdapat sejumlah nama yang bisa dipertimbangkan.
Sebagai pahlawan nasional dari Gayo, yaitu:
Baca juga: Dapat Dana Hibah Kemendikbudristek, Mahasiswa UNIKI Adakan Pengabdian ke Tanah Gayo
Baca juga: Ring MMA Pertarungkan Wandi Gayo dari Aceh dengan Paskalis dari Papua, Reje di Tanah Gayo Siap Hadir
Kolonel Muhammad Din, Aman Jata, Said Abdullah Aman Nyerang, Tengku Ilyas Leube, Abu Bakar Aman Dimot, Onot Pejebe, Wali Tengku Tapa.
Berikutnya Abu Bakar, Inen Mayak Teri, Muhammad Hasan Gayo, dan masih banyak lagi. Belum lagi, peran Radio Rimba Raya sebagai penyuara Indonesia masih ada pada saat Agresi Militer Belanda II. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/Bupati-Shabela-Abubakar.jpg)