Berita Nasional

Kisah Pilu Bocah SD Yogyakarta Tinggal di Kampung Mati dan Jalan Kaki 3 Km Untuk Sekolah

Kisah pilu bocah SD di Yogyakarta tinggal di kampung mati, hidup menyendiri dengan ayah ibunya, tiap hari harus menempuh perjalanan jauh untuk berseko

Editor: Malikul Saleh
Kolase Youtube/Jejak Bang Ibra
Kisah pilu bocah SD di Yogyakarta tinggal di kampung mati, hidup menyendiri dengan ayah ibunya, tiap hari harus menempuh perjalanan jauh untuk bersekolah. 

"Karena di gunung sulit kan untuk cari lauk, jadi dia makan sama tempe, kadang kecap," kata Sumiati.

Meski makan dengan lauk seadanya, Septi pun tetap ceria.

Apalagi ia sesekali bercanda dengan hewan peliharaannya yang berkeliaran di dapur.

"Kalau makan sering digangguin sama ayam dan kucing," kata Septi sambil melahap nasi dan tempe bacemnya.

Hidup dengan kondisi yang sangat sederhana, Septi nyatanya tumbuh menjadi anak yang piawai dalam hal seni.

Septi yang memiliki hobi melukis itu ternyata memiliki kemampuan menggambar dengan bagus.

Di meja belajar sederhananya yang terbuat dari papan kayu dan kursi dari drigen bekas, ia menggambar berbagai karakter favoritnya.

Baca juga: Viral! Pernikahan Bule Pakai Adat Jawa, Fotografer Jadi Sorotan

"Kalau mau lihat (aku) gambar, aku bisa apa saja," katanya dengan yakin.

Benar saja, di buku gambarnya itu Septi dengan luwesnya menggambar unicorn.

Dengan tangan kirinya, Septi pun menggambar unicorn dengan sangat detail dan tidak membutuhkan waktu yang lama tidak sampai 1 menit.

"Cita-cita aku ingin jadi guru lukis," kata Septi sambil memperlihatkan hasil gambarnya.

Rumah Septi yang berada di tengah hutan itu terlihat cukup seram.(*)

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan GoogleNews

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Bocah SD di Yogya Hidup Menyendiri di Kampung Mati, Jalan Kaki 3 Km ke Sekolah, Lewati Hutan Angker

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved