Keber Kesehatan Aceh

Awas Ancaman DBD, Berantas Massal Sarang Nyamuk

Karena itu Kemenkes meminta pemberantasan nyamuk pembawa penyakit demam berdarah dengue (DBD) tidak dianjurkan dengan fogging atau pengasapan

Editor: Nurkhalis
Dok. Dinkes Aceh
FOGGING PERMUKIMAN - Petugas melakukan fogging di permukiman warga Gampong Lam Ara, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh, Maret lalu. 

TRIBUNGAYO.COM - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong masyarakat untuk melakukan pencegahan munculnya penyakit demam berdarah dengue yang kini bisa jadi ancaman.

Diketahui berdasarkan laporan ada peningkatan kasus DBD di Jawa Barat tepatnya di Karawang.

Hingga Juni 2023 tercatat ada 507 kasus dan 4 orang meninggal dunia.

Periode tahun 2023 berdasarkan data Kemenkes, insiden DBD telah mencapai sebanyak 35.694 kasus di Indonesia.

Provinsi Jawa Barat memiliki kasus terbanyak dengan lebih dari 6.000 kasus, Bali sebanyak 3.400 kasus, kemudian diikuti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tak hanya itu, 5 kota dengan jumlah kasus DBD terbanyak ada di Kota Denpasar, Kota Bandung, Bima, Kabupaten Badung, dan Kota Balikpapan. Dengan kema- tian mencapai 270 kasus.

Kasus kematian tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, dan Kalimantan Timur.

Sedangkan, kota dengan kematian tertinggi akibat DBD terjadi di Kendal, Bima, Probolinggo, Semarang, dan Blora.

Dengan case fatality rate tertinggi meliputi Kabupaten Kaur sebesar 33,3, Majene sebesar 25, Bangka Selatan mencapai 10,6, Muara Enim mencapai 9,5 dan Kepulauan Sangihe 8.

3 M Plus

Baca juga: Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Sebelummnya Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, dr Iman Murahman mengatakan, sepanjang tahun 2022, ada 1.232 kasus DBD ditemukan di Aceh.

Sepanjang tahun 2023, jumlahnya juga diperkirakan tak jauh berbeda.

Karena itu Kemenkes meminta pemberantasan nyamuk pembawa penyakit demam berdarah dengue (DBD) tidak dianjurkan dengan fogging atau pengasapan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Imran Pambudi, MPHM menyebut efek dari fogging hanya sesaat.

Efeknya kadang-kadang malah merugikan kesehatan manusia.

Fogging sangat mencemari lingkungan dan akhirnya menganggu kesehatan manusia.

Baca juga: Beberapa Tatanan dan Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved