Berita Nasional
Didong dalam Trans Jakarta: Pertunjukan Didong Jalu Pertama di Ibukota
Untuk pertama kali, pertunjukan seni didong jalu atau didong tanding yang berlangsung satu malam suntuk diselenggarakan di Jakarta, 3-4 April 1961
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
Tapi ada juga dipentaskan untuk maksud-maksud khusus, mengumpulkan bantuan pembangunan masjid, rumah sekolah, jembatan dan pembangunan fasilitas umum lainnya.
Drs Thantawy. R, dalam “Kesenian Gayo dan Perkembangannya” (PN. Balai Pustaka, 1980: 52) memilah didong dalam empat periode. Pada awalnya didong berfungsi sebagai hiburan semata.
Hawa tanah Gayo yang dingin berada pada ketinggian rata-rata 1500 meter di atas permukaan laut, dan terbatasnya jalur transportasi, mengakibatkan daerah itu seolah terpelanting.
Boleh jadi, satu-satunya cara orang Gayo menghibur diri adalah dengan berdidong sambil menghangat tubuh pada perapian.
Pada periode awal ini didong belum menjadi medium sindir-menyindir, melainkan hanya menjawab teka-teki, atau disebut juga didong ber-akal-akalen, atau didong teka-teki.
Periode ini berakhir pada permulaan penjajahan Jepang pada 1904 di tanah Gayo.
Masih menurut Thantawy. R, sindir-menyindir baru muncul dalam didong pada periode kedua.
Baca juga: Pasca Gempa di Yogyakarta, Ada 44 Gempa Bumi Susulan Terjadi hingga Hari Ini
Hal ini menurutnya disebabkan adanya kesadaran persatuan, berbangsa dan bernegara mengurangi pertentangan atau konflik antar belah atau klan.
Rasa permusuhan antar-belah itu disalurkan dalam seni didong.
Mulai timbul sindir-menyindir atau tep-onem, yaitu menjatuhkan lawan dengan puisi.
Periode ketiga, seni didong mulai menjadi penggerak masyarakat. Tema didong sudah menyentuh masalah-masalah hidup yang ril.
Seni didong telah menjadi motivasi pembangunan dan dipertandingkan untuk mencari dana pembangunan.
Periode keempat didong berfungsi sebagai media masyarakat, menjadi media komunikasi antara rakyat dengan pemerintah. Seni didong menjadi alat kritik masyarakat.
Pertunjukan didong menggunakan panggung berbentuk arena. Sehingga penonton bisa menyaksikan kesenian itu dari semua sisi.
Panggung pertunjukan didong dibangun temporer pada tempat-tempat tertentu di ruang terbuka, seperti halaman sekolah, lapangan sepak bola, dan sebagainya.
Ketua KP2 ALA Meriahkan Perayaan Hari Didong 2025 di HB Jassin Jakarta |
![]() |
---|
Penyair dan Deklamator Indonesia Rayakan Hari Didong di PDS HB Jassin TIM Jakarta |
![]() |
---|
Lima Rekomendasi Penting Lahir dari Rakernas Evaluasi Haji 2025 |
![]() |
---|
Perahu Cadik Papua, Koleksi Unik dari Suku Demta Hadir di Museum Kebaharian |
![]() |
---|
Merayakan HAN 2025, "Membaca Museum" Bersama Anak-anak Matahari di Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.