Berita Nasional
Didong Dalam Trans Jakarta: Perang Puisi dalam Perut Trans Jakarta
Stasiun keberangkatan bus Trans Jakarta yang berada di lantai dasar Pusat Grosir Cililitan (PGC) mendadak riuh dan padat, pada Minggu, 3 Juni 2012,
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
Tapi aba-aba itu rupanya tidak sepenuhnya dipatuhi. Kamera, fotografer dan pengunjung lainnya tetap berusaha masuk lebih dulu dalam bus.
Diantara para pengunjung ada beberapa yang saya kenal dengan baik dan saya undang khusus untuk menghadiri pertunjukan didong busway tersebut, yaitu Ahmad Farhan Hamid, Wakil Ketua MPR RI dan M Nasir Djamil, Wakil Ketua Komisi III DPR RI.
Saya mempersilahkan keduanya melangkah ke dalam bus.
Nasir Djamil mengaku, itu adalah pengalaman pertamanya naik Trans Jakarta. Begitu juga Farhan Hamid.
Baca juga: Timnas Voli Putra Korea Selatan Turunkan Skuad Utama di AVC Challenge Cup 2023, Alarm Bagi Thailand
"Saya sekalian ingin melihat bagaimana jalannya sidang S2 di Trans Jakarta," tulis Farhan Hamid dalam pesan singkat yang dikirimkan kepada saya, sehari sebelumnya.
Nasir Djamil awalnya merencanakan tiba di tempat itu bersama Hidayat Nurwahid, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Rencana kedatangan Hidayat Nurwahid batal, karena menurut Nasir Djamil, waktunya bentrok dengan agenda lain.
Saya memang tidak membuat undangan khusus kepada siapapun, selain undangan melalui layanan pesan singkat dan blackberry massenger (BBM).
Dosen pembimbing, Prof Sardono W Kusumo dan Bapak Arthur S Nalan, S.Sn., M.Hum, bersama dua penguji Bapak Merwan Yusuf dan Bapak A. Hadi Artomo, serta Direktur Program Pascasarjana IKJ,
Iwan Gunawan didampingi Mbak Mila dan Mas Mashuri dari Kesekretariatan S2 IKJ juga sudah hadir.
Saya beruntung mendapat pembimbing dua seniman yang sangat dikenal dalam dunia seni pertunjukan Indonesia.
Prof Sardono, seniman tari Indonesia dan Pak Arthur tokoh teater dan akademisi seni.
Baca juga: Harga Getah Pinus di Gayo Lues Merosot Lagi
Saya melihat Pak Hadi Artomo menenteng kamera. Dua hari sebelumnya, Pak Hadi telah memberitahu saya akan merekam pertunjukan "didong Trans Jakarta" itu sendiri.
Pak Hadi adalah pengajar pada Fakultas Film dan Televisi IKJ serta praktisi perfilman Indonesia.
Ketika para pembimbing, penguji dan pendukung pertunjukan serta undangan yang saya undang menyaksikan pertunjukan itu sudah melangkah masuk dalam "perut" Trans Jakarta, giliran saya melangkah ke dalam bus.(*)
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan GoogleNews
Penyair dan Deklamator Indonesia Rayakan Hari Didong di PDS HB Jassin TIM Jakarta |
![]() |
---|
Lima Rekomendasi Penting Lahir dari Rakernas Evaluasi Haji 2025 |
![]() |
---|
Perahu Cadik Papua, Koleksi Unik dari Suku Demta Hadir di Museum Kebaharian |
![]() |
---|
Merayakan HAN 2025, "Membaca Museum" Bersama Anak-anak Matahari di Jakarta |
![]() |
---|
Peusijuek Warkop Lampoh di Kemang, Tersedia Kopi dan Hidangan Khas Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.