Berita Nasional
Sastrawan Bre Redana Puji Nezar Patria Menarasikan Aceh dengan Cara Mendongeng
Bre Redana mengaku sudah kenal Nezar sejak kecil. Itu karena ayah Nezar, Sjamsul Kahar adalah wartawan Kompas di Aceh.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mawaddatul Husna
Sastrawan Bre Redana Puji Nezar Patria Menarasikan Aceh dengan Cara Mendongeng
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Sastrawan dan jurnalis senior Kompas, Bre Redana memuji cara Nezar Patria, menarasikan tentang Aceh.
"Ia seperti mendongeng dan orang suka didongengi," kata Bre Redana dalam bedah buku "Sejarah Mati di Kampung Kami" karya Wamenkominfo Nezar Patria.
Bedah buku diselenggarakan oleh Forum Wartawan Aceh Jakarta atau For-Jak, di Aula Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Baca juga: Wamenkominfo Nezar Patria Justru Getol Belajar Sejarah Aceh Saat di Yogyakarta
Selain Bre Redana, pembedah lainnya adalah Samiaji Bintang, mantan wartawan yang kini dosen di Universitas Multimedia Nusantara (MMN).
Bre Redana mengaku sudah kenal Nezar sejak kecil. Itu karena ayah Nezar, Sjamsul Kahar adalah wartawan Kompas di Aceh dan rumahnya sekaligus menjadi Kantor Kompas.
"Di sanalah saya bertemu Nezar dan saya bisa dengan persis melukiskan bagaimana rumah dan lingkungan sekitarnya," kata Bre Reda.
Baca juga: Buku "Sejarah Mati di Kampung Kami" Ditulis Nezar Patria dengan Tangan Gemetar
Ia lama bertugas di Aceh melakukan penelitian dan sekaligus menangani surat kabar Serambi Indonesia bersama Sjamsul Kahar.
Menurut Bre Redana, Aceh itu kuat dengan dongeng, cerita rakyat, folklor.
"Dan Nezar sangat mahir melakukan itu," kata Bre.
Ia kemudian menjelaskan bahwa "Sejarah Mati di Kampung Kami" adalah adalah titik tolak menata Aceh yang baru.
"Ketika ruang tidak ada lagi. Sejarah mati. Ketika sejarah telah mati, apa kelanjutannya? Ini yang menurut saya penting dijawab," kata Bre.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Utara Mahyuzar Hadiri Bedah Buku Nezar Patria di Mes Aceh
Nezar bicara tentang kampungnya yang hilang. Kampung Mulia. Ia juga bicara tentang perginya wali terakhir, Hasan di Tiro.
"Ada banyak bab menjelaskan tentang sosok ini," singgung Bre Redana.
bedah buku
Nezar Patria
Wamenkominfo
Badan Penghubung Pemerintah Aceh
Forum Wartawan Aceh Jakarta
sastrawan
Bre Redana
TribunGayo.com
berita gayo terkini
| DSI Buka Kelas Internasional Bidang Hukum APS Bersama UNSURYA |
|
|---|
| Psikolog Keluarga Ungkap Latar Belakang Lahirnya Tepuk Sakinah |
|
|---|
| Pertamina Patra Niaga Sumbagut Awasi Pelayanan SPBU Lewat Program Pantau Bareng |
|
|---|
| Gaji PNS Naik Berdasarkan Perpres 79 Tahun 2025, Ini Kata Kemenkeu |
|
|---|
| Maestro Didong Ceh M Din Diterima di Kemenbud, Seruan untuk Gerakan Pewarisan Budaya Gayo |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.