“Shalatlah tepat waktu, ya jadi dasarnya seperti itu, shalat tepat waktu itu, diantara amalan yang paling dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, dalam kondisi yang normal dan standar” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Lantas bagaimana dengan kondisi yang tidak standar seperti ketika anak rewel disaat masuknya waktu shalat?

Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Ketika melihat sang anak sedang dalam kondisi rewel tak menentu.

Namun, disaat itu pula waktu shalat fardhu telah tiba.

Maka, apa yang harus dilakukan para orang tua, shalat dulu atau ngurus anak dulu?

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan pula bahwa kondisi tersebut termasuk dalam keadaan yang diluar standar atau darurat.

Sehingga, ketika menghadapi kondisi seperti ini, akan mendapat pengecualian.

“Darurat itu menjadikan yang tadinya tidak ideal menjadi boleh bahkan terkadang wajib dilakukan, yang kalau dipaksakan ikut ke konsep awal jadi dosa,” tegas Ustadz Adi Hidayat.

Baca juga: Ciri-ciri Orang Berdoa Tapi Doanya Mustahil Diijabah oleh Allah, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

“Perempuan itu disunnahkan shalatnya berjamaah, ditunaikan ke masjid, sepanjang ada tiga hal yang sudah selesai urusannya,” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Di sisi lain mengurusi anak memang merupakan kewajiban bagi orang tua, namun shalat juga merupakan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan oleh umat manusia.

“Kalau anak menangis butuh perhatian dan itu bagian dari kewajiban jangan dipaksakan kemudian, mohon maaf tinggal dulu, berangkat dulu ke masjid, pulang lagi anak dalam keadaan haus tertinggal jauh dari kasih sayang itu nanti bisa berhukum dosa di dalamnya,” ungkap UAH.

Baca juga: Menahun Terlilit Hutang? Ustadz Adi Hidayat: Amalkan Doa Ini Agar Lunas Utang & Jauh Dari Kefakiran

Dalam keterangan itu, Ustadz Adi Hidayat memberikan isyarat bahwa ketika berada dalam situasi anak rewel dan datang waktu shalat maka dahulukan lah anak terlebih dahulu.

Tenangkan anak yang rewel terlebih dahulu agar ibadah kita juga khusyu, karena waktu shalat yang ideal bagi seorang ibu yang mempunyai kebutuhan merawat anaknya.

“Ketika dia sudah mulai menenangkan anaknya, tenangkan, selesai, dia tunaikan shalatnya. Dan itulah waktu shalat yang ideal bagi seorang ibu yang punya kebutuhan di dalamnya,” tutur UAH. 

(TribunGayo.com/ Intan Mutia)