Berita Aceh Tengah
Alat Musik Perau dan Jangka Dua Jejak Peninggalan Komponis Gayo Moese
“Perau” dan “Jangka,” dua instrumen musik yang terbuat dari perahu nelayan dan alat pengiris tembakau yang diciptakannya di paruh 1993.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mawaddatul Husna
Laporan Fikar W Eda | Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Selain “Tawar Sedenge” dan “Suluh,” AR Moese, komponis Gayo yang meninggal dunia pukul 02.02 WIB, Sabtu, 26 Agustus 2007 di tanah kelahirannya, Takengon, Aceh Tengah meninggalkan jejak penting dalam kreativitas seni musik Tanah Gayo.
Yaitu berupa alat musik “perau” dan “jangka.” Kedua alat musik itu diciptakan sebagai wujud kreativitas “tanpa batas” dari sosok Moese yang memiliki nama lengkap Abu Moese Azhari.
Moese dikebumikan di pemakaman umum Dedalu, Desa Hakim Bale Bujang, di sisi telaga inspirasi Danau Laut Tawar.
“Perau” dan “Jangka,” dua instrumen musik yang terbuat dari perahu nelayan dan alat pengiris tembakau yang diciptakannya di paruh 1993.
Ia memberi nama alat musik “perahu” dengan “Perajah.”
Perangkat “musik perau” dan “jangka” pernah dipentaskan dalam suatu konser musik Gayo di Taman Budaya Banda Aceh pada 1993 dan dilanjutkan di Taman Ismail Marzuki serta Taman Impian Jaya Ancol Jakarta.
“Musik Perau” meraih penghargaan juara II Gatra Kencana TVRI pada 1995. Sesuai namanya, instrumen tersebut diolah dari perahu yang biasa digunakan nelayan Danau Lut Tawar.
Oleh Moese, antara kedua sisinya diberi senar yang kemudian melahirkan bunyi yang unik. Tubuh perahu dijadikan perkusi.
Saat konser di Banda Aceh dan Jakarta, alat musik Perajah atau alat musik perau dimainkan oleh Joel Tampeng, sekarang amggota grup musik Sirkus Barock Bersama Sawung Jabo.
Moese menyebut temuannya itu belum sempurna. Masih banyak yang harus dibenahi sehingga benar-benar mengeluarkan bunyi yang sempurna.
Begitu juga dengan “musik jangka,” sama sekali masih mentah. Bunyi yang lahir dari senar-senar jangka sama sekali belum memuaskan dirinya.
Namun, sampai ajal menjemputnya, usaha penyempurnaan tidak pernah dilakukan lagi.
Moese sejak dua bulan terakhir terbaring sakit di RSU Datu Beru Takengon sebelum kemudian dipulangkan ke rumahnya yang luas di Tetunyung Takengon.
Jauh sebelum musik perahu ditemukan, Moese bersama seniman Gayo lainnya, Syeh Kilang menciptakan “musik gerantung” yang dibuat dari kalung kerbau gembalaan.
alat musik
Perau
Jangka
Komponis Gayo
AR Moese
Abu Moese Azhari
Aceh Tengah
Takengon
TribunGayo.com
berita gayo terkini
| Bantuan Pendidikan Anak Yatim Piatu di Aceh Belum Cair, Ini Harapan Mereka |
|
|---|
| Resmikan Sekretariat LPHK, Bupati Aceh Tengah Dorong Pengelolaan Hutan Berbasis Ekonomi Hijau |
|
|---|
| Iman Ahmadi Terpilih sebagai Reje Keramat Mupakat Aceh Tengah |
|
|---|
| Harga Bawang Merah Anjlok Saat Panen Raya, Petani Nosar Aceh Tengah Menjerit |
|
|---|
| Polres Aceh Tengah Tangkap Pelaku Pelecehan Anak Dibawah Umur |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/MUSIK-GAYOO.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.