Laporan Fikar W Eda | Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Ketua Komite Panitia Pelaksana Provinsi Aceh Leuser Antara (KP3ALA) Prof Rahmat Salam tampil membacakan puisi bertajuk "ALA: Suara Yang Tak Boleh Padam" karya maestro sastra LK Ara.
Kegiatan tersebut berlangsung dalam diskusi dan peluncuran buku "Didong dan Tari Guel dari Gayo Aceh" di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin (PDS HB Jassin) Taman Ismail Marzuki Jakarta, pada Kamis (24/7/2025).
Rahmat Salam mengaku menerima kiriman puisi itu dari LK Ara melalui WhatsApp sesaat setelah menunaikan Tahajud.
"Saya baca berulang-ulang, saya menangis membaca puisi ini," cerita Rahmat Salam.
Rahmat bersama KP3ALA sedang berjuang agar terbentuknya Provinsi ALA sebagai bentuk pemekaran dari Provinsi Aceh.
Diskusi itu menghadirkan dua pembicara, Prof Wildan, Rektor ISBI Aceh dan Rahmat Miko dari Sanggar Pegayon Jakarta.
Hadir sejumlah seniman dan penyair, termasuk entomusikolog Endo Suanda.
Berikut isi lengkap puisi yang dibacakan Rahmat Salam tersebut:
ALA: Suara yang Tak Boleh Padam
Puisi Esai Karya LK Ara
Sudah terlalu lama suara ini melayang,
seperti asap kopi dari dapur-dapur kecil di dataran tinggi,
menggantung di kabut,
tersangkut di dahan-dahan pinus,
namun tak pernah turun menyentuh meja-meja kekuasaan.
ALA.
Aceh Leuser Antara.
Bukan sekadar nama, bukan sekadar suara.
Ia adalah desir angin dari lembah,
adalah gemuruh sungai yang menampar batu,
adalah bisik tanah yang lama merindukan tangan-tangan pembangunan.
ALA bukan niat memisahkan diri dari Aceh,
bukan kapak yang hendak membelah pohon,
bukan pisau yang hendak memutus simpul.
ALA justru akar,
yang mencari tanah subur,
yang ingin menegakkan batang,
agar pohon ini Aceh berdiri lebih kokoh.