Harga Kopi

Laju Harga Kopi Terus Melambung di Bener Meriah, Begini Pandangan Peneliti Kopi

Laju harga kopi Arabika Gayo di Kabupaten Bener Meriah terus melambung dengan mencatat rekor harga kopi tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

Penulis: Bustami | Editor: Mawaddatul Husna
FOTO IST
HARGA KOPI MELAMBUNG - Peneliti dari lembaga Enveritas dan Yamada Spire asal Pondok Baru Kecamatan Bandar, Bener Meriah, Kasman Dedi. Ia mengungkapkan ada beberapa faktor penyebab harga kopi kian tinggi di wilayah Bener Meriah, Kamis (20/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Produsen kopi terbesar di dunia, seperti Negara Brazil, Kolombia, Etiopia hingga Vietnam produksi kopi tahun ini menurun.
  • Tak seperti yang lainnya, Indonesia  produsen kopi terbesar keempat di dunia justru mengalami pemulihan produksi.
  • Belum diketahui secara pasti kapan produksi kopi dunia akan kembali lancar seperti tahun-tahun sebelumnya.

Laporan Wartawan Tribun Gayo Bustami | Bener Meriah

TribunGayo.com, REDELONG - Laju harga kopi Arabika Gayo di Kabupaten Bener Meriah terus melambung dengan mencatat rekor harga kopi tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi ini tentu menggembirakan para petani kopi Gayo khususnya di Bener Meriah.

Informasi dari salah seorang pengepul kopi di wilayah Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah mengungkapkan jika harga kopi saat ini tembus diharga Rp 29.000-30.000 per bambu untuk kopi jenis gelondongan.

Kopi gelondong merupakan buah kopi yang telah matang dan siap dipetik untuk kemudian diproses lebih lanjut oleh petani.

Peneliti dari lembaga Enveritas dan Yamada Spire asal Pondok Baru, Kecamatan Bandar, Bener Meriah, Kasman Dedi kepada TribunGayo.com, Kamis (20/11/2025) mengungkapkan ada beberapa faktor penyebab harga kopi kian tinggi di wilayah Bener Meriah.

Salah satunya karena saat ini stok kopi global mulai menipis, sehingga kompetisi atas biji kopi jadi lebih ketat.

Produsen Kopi Terbesar di Dunia Produksinya Menurun

Produsen kopi terbesar di dunia, seperti Negara Brazil, Kolombia, Etiopia hingga Vietnam produksi kopi tahun ini menurun.

Faktornya, karena perubahan iklim, cuaca ekstrem, kekeringan yang berkepanjangan, curah hujan tinggi dan tidak menentu.

Serta penyerangan hama yang masif alhasil menyebabkan produksi kopi mengalami penurunan drastis.

"Selain produksi turun, misalkan di Brazil musim panen kopi juga hampir selesai.

Dimana periode 2025/2026 sudah mencapai 99 persen (100 persen kopi robusta dan 98 persen kopi arabika)," kata Kasman.

Maka sebagai produsen kopi terbesar di dunia tentu faktor menipisnya stok kopi di beberapa Negara ini mempengaruhi rantai pasok (Supply Chain) di seluruh dunia.

Tak seperti yang lainnya, Indonesia  produsen kopi terbesar keempat di dunia justru mengalami pemulihan produksi.

Belum diketahui secara pasti kapan produksi kopi dunia akan kembali lancar seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Karenanya saat ini kopi kita mahal, dan permintaan terhadap biji kopi dunia juga meningkat pesat.

Dan kita prediksi ini akan terus bertahan hingga periode panen kopi tahun ini selesai," pungkasnya. (*)

Baca juga: Jalan Pantan Kemuning di Bener Meriah Amblas dan Nyaris Putus, Ratusan Jiwa Terancam Terisolir

Baca juga: Indeks ETPD Bener Meriah Meningkat Capai 94,7 Persen Semester I tahun 2025

Baca juga: Sempat Turun, Harga Emas di Bener Meriah Melambung Kembali

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved