Berita Aceh
Kasus HIV/AIDS di Aceh Meningkat, 29 Remaja Terinfeksi Akibat Hubungan Sesama Jenis
Kasus human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) di Aceh terus menunjukkan peningkatan....
TRIBUNGAYO.COM - Kasus human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) di Aceh terus menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh, sejak Januari hingga Agustus 2025 tercatat 243 kasus baru, terdiri atas 234 kasus HIV dan 9 kasus AIDS. Dengan demikian, total kumulatif sejak 2004 telah mencapai 2.025 kasus.
Lonjakan ini menjadi sinyal bahwa benteng pertahanan Aceh terhadap penyakit menular dan mematikan tersebut mulai melemah.
Provinsi yang dikenal sebagai “Serambi Mekkah” ini kini dihadapkan pada tantangan besar untuk memperkuat upaya pencegahan dan edukasi masyarakat, terutama di kalangan remaja.
Yang lebih mengkhawatirkan, dari 243 kasus baru tersebut, sebanyak 29 penderita merupakan remaja laki-laki berusia 11–20 tahun.
Berdasarkan hasil penelusuran, mayoritas kasus di kelompok usia ini disebabkan oleh perilaku hubungan sesama jenis atau lelaki seks lelaki (LSL).
“Ya, penyebab utamanya adalah karena praktik LSL. Aktivitas gay mendominasi pola penularan HIV di Aceh saat ini,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, dr. Iman Murahman MKM, SpKKLP, di Banda Aceh, Kamis (23/10/2025).
Temuan ini membuat pihak Dinas Kesehatan Aceh terkejut, karena sebagian besar penderita terinfeksi pada usia sangat muda.
Berdasarkan analisis, aktivitas berisiko tersebut kemungkinan sudah dilakukan sejak lima tahun sebelum hasil positif HIV terdeteksi.
“Kurangi saja masa inkubasinya lima tahun dari sekarang. Berarti, pada usia SD atau SMP mereka sudah melakukan seks menyimpang. Sekarang baru muncul dampaknya,” kata Iman.
Ia tambahkan bahwa hampir separuh dari seluruh kasus HIV/AIDS di Aceh berasal dari transmisi seksual sesama jenis lelaki.
Pada periode Januari-Agustus 2025 saja, 96 kasus atau 41,2 persen dari total kasus berasal dari populasi LSL (muda maupun dewasa).
”Ini menunjukkan transmisi seksual sesama jenis laki-laki adalah jalur penularan dominan,” papar dr Iman.
Menghadapi realitas ini, Dinkes Aceh telah mengimplementasikan berbagai program pencegahan dan deteksi dini.
Pencegahan dilakukan melalui sosialisasi atau penyuluhan tentang bahaya HIV kepada remaja, santri, mahasiswa, juga terhadap kelompok rentan, seperti narapidana dan tahanan, sopir, dan pekerja salon.
Pada tahap sosialisasi ini, kata Iman, disampaikan apa itu HIV, ciri-ciri seseorang terinfeksi, hingga langkah apa yang harus segera dilakukan jika hasil tes menunjukkan seseorang positif HIV.
Sebagaimana diketahui bahwa HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang mengidap HIV adalah dengan melakukan tes.
Mencermati ciri-cirinya juga salah satu cara pencegahan atau menjadi dasar dalam penyegeraan tindakan medis yang tepat dan cepat.
Pada pria misalnya, ciri-ciri tahap awal HIV sering mirip flu, seperti demam, kelelahan, sakit kepala, dan ruam.
Namun, bisa juga muncul luka di penis atau nyeri saat buang air kecil karena infeksi menular seksual yang menyertai HIV.
Pada tahap lanjut atau AIDS, gejalanya lebih parah, termasuk penurunan berat badan secara drastis, diare kronis, infeksi jamur di mulut, hingga bercak-bercak aneh pada kulit.
Gejala awal
Pada tahap awal infeksi HIV, beberapa minggu setelah terpapar virus, bisa muncul gejala mirip flu: demam, sakit kepala, dan kelelahan, radang tenggorokan, dan nyeri otot.
Selain itu, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha.
Gejala lainnya adalah sariawan, ruam, atau luka: di mulut, anus, atau penis.
Selain itu, ada gejala yang lebih spesifik pada pria yang terjangkit HIV. Yakni, HIV dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual lainnya pada pria: ulkus (luka) pada penis, nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, serta pembengkakan pada testis, atau nyeri saat ejakulasi.
Ciri-ciri AIDS
Jika tidak ditangani segera, kata dr Iman, HIV dapat berkembang menjadi AIDS.
Gejala yang muncul lebih parah dan mengancam jiwa, berupa: kelelahan parah dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, serta penurunan berat badan ekstrem.
Ciri lainnya: diare kronis (berlangsung berminggu-minggu); infeksi jamur (di mulut atau tenggorokan; demam berulang; dan berkeringat banyak pada malam hari.
Selain itu, ada bercak merah, cokelat, pink, atau ungu pada kulit atau di bawah kulit.
Gejala lainnya adalah penurunan kinerja otak hingga kehilangan ingatan.
Penting diketahui
Menurut Iman, gejala-gejala HIV dapat bervariasi pada setiap orang, dan beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali.
Untuk itu, perlu dilakukan tes HIV untuk diagnosis pasti, karena gejala HIV bisa mirip penyakit lain.
Tes HIV dianjurkan untuk dilakukan tiga bulan setelah perilaku berisiko untuk hasil yang lebih akurat.
Pencegahan
Ada banyak cara untuk mencegah HIV, seperti tidak melakukan seks menyimpang (melalui anus), menggunakan kondom, tidak pernah
berbagi jarum suntik, dan pisau cukur.
“Dan yang paling utama dari semua itu adalah mempertebal iman.
Jangan pernah terpengaruh pergaulan bebas, termasuk seks bebas, atau gonta-ganti pasangan,” saran Iman.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Penderita HIV di Aceh Lebih 2.000, Dinkes Sediakan Layanan Ramah dan Rahasia
| Sound of Nanggroe Vol 12: Rayakan Sumpah Pemuda dengan Kreativitas Generasi Muda Aceh |
|
|---|
| DPRK Aceh Tengah Dukung Penyusunan Qanun Adat dan Kelembagaan Kerajaan Linge |
|
|---|
| Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Pidie Jaya, Terasa hingga Banda Aceh dan Aceh Besar |
|
|---|
| Dosen Pengabdi UNBP dan USK Latih Kader Gampong Blang Teue Produksi Konten Edukasi Kesehatan Digital |
|
|---|
| Fatria Gunawan Dilantik Sebagai Ketua Pengadilan Negeri Takengon |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/Positif-HIV.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.