Pasar Handicraft Gayo: Membangun Pusat Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Aceh Tengah

Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjalankan program Pengembangan Sentra Ekonomi Kreatif dan Desa Wisata Tematik, yang sangat relevan dengan potensi Aceh Tengah.

Selain itu, program nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) dapat menjadi payung promosi bagi produk-produk khas Gayo agar dikenal secara nasional dan global.

Dengan sinergi tersebut, Pasar Handicraft Gayo dapat memperoleh dukungan pembiayaan, pelatihan, dan promosi terpadu dari pemerintah pusat.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Pendirian Pasar Handicraft Gayo akan memberi multiplier effect yang besar bagi masyarakat:

- Meningkatkan pendapatan perajin, petani, dan pelaku UMKM lokal.

- Menciptakan lapangan kerja baru di sektor kreatif dan pariwisata.

- Mendorong munculnya wirausaha muda berbasis budaya.

- Memperkuat identitas budaya Gayo sebagai bagian dari ekonomi kreatif nasional.

- Menambah daya tarik wisata dan memperpanjang lama tinggal wisatawan di Aceh Tengah.

Menjadi Ikon Baru Wisata Gayo

Kini, saatnya Aceh Tengah tidak hanya dikenal karena keindahan Danau Lut Tawar atau aroma kopi Gayo yang mendunia, tetapi juga sebagai pusat ekonomi kreatif berbasis budaya.

Pasar Handicraft Gayo dapat menjadi ikon baru wisata Aceh Tengah sebuah ruang yang mempertemukan seni, ekonomi, dan tradisi dalam harmoni.

Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, pelaku UMKM, dan kementerian terkait, gagasan ini bukan sekadar mimpi, tetapi arah baru pembangunan ekonomi daerah yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Karena di balik setiap tenunan, ukiran, dan cangkir kopi Gayo, tersimpan cerita tentang kerja keras, budaya, dan harapan masyarakat yang ingin maju bersama tanpa meninggalkan jati diri mereka.

*) Penulis adalah Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Daerah.

KUPI SENYE adalah rubrik opini pembaca TribunGayo.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.