“Jangan pernah malu belajar, jangan mudah terpengaruh dunia maya, jangan FOMO. Topik finansial dan pengelolaan keuangan perlu menjadi obrolan sehari-hari. Kita ke pasangan, anak, dan keluarga lainnya,” ucapnya.
Dengan semakin banyak korban yang berani bersuara, menurut Ismi, maka pola penipuan bisa lebih cepat dikenali dan dicegah, serta mendorong aparat dan masyarakat untuk lebih tanggap terhadap ancaman serupa. (*)
Baca juga: Ahli Psikologi: Kurangnya Edukasi Finansial dan Efek Psikologis Jadi Celah Penipuan Digital
Baca juga: Tergiur Investasi Gandakan Uang, Warga Aceh Tengah Ditipu Rp 553 Juta Lewat Telegram
Baca juga: Satpol PP dan WH Aceh Tenggara Gencarkan Razia Kafe Maksiat dan Lapo Tuak