Jejak Sejarah Kolonial Belanda

Budayawan Khalid Ungkap Sejarah dan Masa Depan Kopi Gayo, Komoditas dan Identitas yang Harus Dijaga

Penulis: Romadani
Editor: Rizwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEJARAH KOPI GAYO - Sejarawan sekaligus Budayawan Kopi Gayo, Ir Khalid B Bramsyah, mengupas jejak panjang dan tantangan masa depan kopi arabika dari dataran tinggi Gayo. Dalam wawancara khusus bersama TribubGayo.com, Khalid yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG), menegaskan bahwa kopi bukan sekadar komoditas, melainkan identitas dan sejarah panjang masyarakat Gayo.

Meskipun demikian, Kopi Gayo tetap dikenal sebagai kopi spesialti berkualitas premium, baik di pasar domestik maupun internasional.

Bahkan, muncul pendekatan baru yang disebut Kopi Konservasi, yaitu sistem berkebun kopi yang ramah lingkungan.

“Tidak membuka hutan, menanam pohon naungan yang bermanfaat ekonomi, dan menjaga iklim mikro,” tambahnya.

Pendekatan ini selaras dengan prinsip Good Agricultural Practices (GAP), Fair Trade, Rainforest Alliance, dan Café Practices, yang menjadi standar global dalam industri kopi berkelanjutan. Gayo juga telah mengantongi banyak sertifikasi, termasuk Fair Trade.

“Fair Trade itu bukan hanya soal perdagangan yang adil, tapi juga sistem ekonomi yang menjunjung nilai transparansi, kesetaraan, keberlanjutan, dan perlindungan lingkungan serta budaya lokal,” ungkap Khalid.

Khalid berharap, masa depan kopi Gayo tidak hanya berfokus pada ekspor dan pengakuan internasional, tetapi juga menjaga jati diri masyarakat Gayo sebagai penjaga warisan budaya kopi arabika Gayo. (*)

Baca juga: Muralnya Terpampang di AS, Eksportir Kopi Gayo Angkat Bicara Soal Trump Turunkan Tarif Impor RI