Kupi Senye

Kurikulum UbD Sebagai Solusi Pemahaman Tingkat Tinggi bagi Peserta Didik

Peserta didik yang awalnya menjadi objek pada proses belajar mengajar kini telah berubah menjadi subjek yang diprioritaskan.

|
Editor: Jafaruddin
For Tribungayo.com
Rizki Hawalaina, S.Pd I Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang II Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 

Strategi perancangan ini dinilai kurang tepat karena untuk beberapa topik pembelajaran secara umum tidak didapati arah yang sesuai yang seharusnya dapat diterapkan pada hasil nyata.

Akibatnya, guru dan peserta didik dibuat bingung “kemana hasil pembelajaran ini dapat berguna?”.

Lantas, bagaimana backward design dapat diimplementasikan didalam kelas dan bagaimana peran guru dalam pengimplementasian kurikulum tersebut?

Tentunya, sebagai seorang pendidik yang professional, guru tidak hanya bergantung pada apa yang telah ditetapkan dan menjalankan pembelajaran dengan level standar.

Layaknya seorang desainer baju yang berupaya untuk menyesuaikan kebutuhan dan keinginan klien, guru juga demikian.

Guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan peserta didik lewat pembelajaran.

Baca juga: Menangkal Konten Negatif di Ruang Digital

Caranya adalah dengan merancang pembelajaran dengan tepat dan sesuai dengan tujuan dari pembelajaran itu sendiri sehingga dapat ditampilkan pada kehidupan nyata atau lingkungan masyarakat sebagai bentuk kontribusi.

Peran guru selanjutnya adalah melaksanakan kerangka perancangan kegiatan dengan semaksimal mungkin agar ditemui jawaban atas berhasil atau tidaknya perancangan tersebut yang menjadi cikal bakal evaluasi untuk pembelajaran berikutnya.

Sebagai contoh dalam pembelajaran Bahasa Inggris tentang surat lamaran kerja.

 Awalnya guru harus menentukan tujuan secara spesifik misalnya “siswa mampu membuat surat lamaran kerja yang baik”.

Selanjutnya guru merancang asesmen yang mungkin dilaksanakan atas tujuan tersebut misanya “Guru meminta siswa untuk merancang surat lamaran kerja”.

Selama pembahasan materi tersebut dapat dilakukan didalam kelas dengan seksama.

Selanjutnya guru dapat merancang kegiatan belajar peserta didik di luar kelas sebagai bentuk aksi nyata.

Baca juga: Santri dan Modal Sosial Bangsa

Misalnya menugaskan peserta didik ke perusahaan atau instansi yang memiliki arsip surat lamaran kerja karyawan sehingga peserta didik dapat melihat langsung dan mengeksplorasi lebih lanjut tentang surat lamaran kerja.

 Pada akhirnya, pembelajaran yang dilaksanakan memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dan menumbuhkan motivasi bagi peserta didik untuk mewujudkan materi yang ia fahami di kehidupan nyata sebagai bentuk kontribusi.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved