Kupi Senye
Wisata Tanpa Plastik
Bur Klieten mewakili wisata alam bebas yang butuh kesiapan dan keterampilan. Sedangkan jambore hanya wisata rekreasi untuk semua kalangan.
Ketiga, Sinergi pengelola wisata, ormas, LSM, akademisi, pemerintah, dan masyarakat bagaimana mewujudkan DLT sebagai destinasi wisata yang bebas sampah.
Terutama sampah plastik. Ini menjadi daya pikat tersendiri. Memang sekarang secara zahir mata, turis ke DLT dan sekitarnya adalah turis lokal yang segmennya menengah ke bawah.
Namun bila berhasil mewujudkan DLT adalah spot no plastic. Bukan tak mungkin Kementerian mau mengadakan rapat di Takengen. Tak hanya di Bali atau Brastagi.
Ini tak berhasil dalam satu atau dua tahun, pasti. Namun akan berhasil bila dimulai. DLT sendiri sebenarnya sudah memiliki Forum Danau Laut Tawar (FDLT).
Ke depan, harapan kita FDLT bisa kembali membuka jendela agar terlihat DLT akan berubah lanskapnya bila tak terus dibahas.
FDLT Bicara- bicara saja tak apa juga, dibandingkan hanya duduk tanpa tahu kapan buka jendela. Khawatir saat buka jendela nanti, DLT tak lagi teras rumah yang berbau romansa namun sudah dipenuhi kano berbentuk plastik.
Keempat, tentu saja regulasi. Tak kan ada sesuatu akan berhasil tanpa regulasi. Regulasi selain payung juga merupakan road dan map agar semua pelaksanaan terarah dan terukur.
Setiap sektor akan tahu apa tugas diri. Setiap satuan kerja akan paham bagaimana menjalankan dan menginfiltrasi fungsinya.
Fakta, memang regulasi hanya menjadi tinta hitam di atas kertas yang dipajang di sudut-sudut negeri tapa mau sadar akan mau berubah.
Namun tanpa regulasi ibarat motor dan mobil tanpa bahan bakar dan supir. Tak akan jalan. Walakin, lema “regulasi” mungkin bisa diperhalus bahasa dan namanya agar lebih memasyarakat dan menyentuh kepentingan masyarakat dan orang banyak serta lingkungannya.
Wisata tanpa plastik adalah keniscayaan saat ini. Mulai sekarang, juga keniscayaan.
Semoga pemandu Bur Klieten saat ini tak lagi harus sapu jagat untuk bersihin sampah plastik di ketinggian 2000-an mdpl.
Hek woi…
*) Penulis adalah ASN Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Bener Meriah
KUPI SENYE adalah rubrik opini pembaca TribunGayo.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Kupi Senye
Bur Klieten
wisata
Aceh Tengah
Takengon
Bener Meriah
Redelong
Opini Tribun Gayo
TribunGayo.com
| Peran Baitul Mal Aceh Tengah dalam Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem di Kampung Keramat Mupakat |
|
|---|
| Tataniaga Kopi yang Manusiawi untuk Menyelamatkan Ekonomi Rakyat Gayo |
|
|---|
| Pasar Handicraft Gayo: Membangun Pusat Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Aceh Tengah |
|
|---|
| Air Mata di Balik Senyuman Seorang Guru |
|
|---|
| Menjaga Spirit Ibadah di Usia Senja: Hikmah Wudhu dan Shalat bagi Kesehatan Jasmani dan Ruhani |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/ISMA-WEN-PENULIS-OPINI.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.